JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan, banjir di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (23/2/2020) disebabkan oleh kali di sekitar wilayah tersebut yang meluap.
Selain itu, banjir juga disebabkan curah hujan yang tinggi di wilayah Kelapa Gading, mencapai sekitar 200 milimeter per detik.
"Tadi saya melihat ke lokasi, memang di beberapa tempat, kali yang melewati Kelapa Gading meluap semua sampai rata dengan jalan," ujar Juaini saat dihubungi.
Baca juga: Kelapa Gading Lumpuh karena Banjir, Warga Minta Pintu Air Sunter Segera Dibuka
Juaini menyatakan, seluruh pompa di wilayah Kelapa Gading berfungsi dengan baik. Petugas terus bekerja memompa air ke kali.
Namun, penanggulangan banjir di sana terhambat air laut yang sedang pasang.
Karena itu, saat air banjir di pompa ke kali, air dari kali tidak bisa mengalir ke laut.
"Tadi saya cek ke lokasi di Pulomas, di Kelapa Gading, semua pompa berfungsi, tapi karena memanh kondisinya sungainya rata (penuh), kami buang (ke sungai), meluap lagi ke jalan, jadi mutar lagi, bolak-balik," kata Juaini.
Baca juga: Pulomas dan Kelapa Gading Banjir, Pemprov DKI Bantah Tutup Pintu Air Sunter
Adapun banjir terjadi di 55 rukun warga (RW) di Jakarta. RW yang terendam banjir tersebar di 36 kelurahan di 23 kecamatan.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta M Insaf mengatakan, banjir disebabkan curah hujan tinggi, luapan Kali Ciliwung, luapan Kali Item, luapan Kali Sunter, dan luapan Kali Semongol.
Ketinggian air banjir di 55 RW yang terendam pun beragam, mulai dari 5 sentimeter sampai 120 sentimeter.
Kelapa Gading, Jakarta Utara lumpuh setelah banjir mengepung wilayah ini pada Minggu (23/2/2020).
Sejumlah perumahan terendam banjir, ruas jalan pun tergenang sehingga membuat akses terputus di sejumlah titik.
Salah satu kawasan yang terdampak banjir ada di Perumahan Bangun Cipta Sarana, Kelapa Gading.
"Ini sudah tiga kali, awal tahun baru, imlek, dan sekarang. Tapi yang sekarang lebih parah. Di jalanan itu sudah sedengkul orang dewasa," kata Ani kepada Kompas.com, Minggu.
Air tidak sampai masuk ke dalam rumah Ani yang sudah cukup tinggi.
Namun, air mulai masuk ke dalam garasi mobil. Dengan kondisi itu, warga pun mempertanyakan komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Banyak spekulasi yang diterima warga seputar banjir yang melanda Kelapa Gading mulai dari isu tanggul jebol, pompa air yang tak berfungsi, hingga pintu air Sunter yang tak dibuka.
Baca juga: Banjir Pagi Ini, BMKG: Puncak Musim Hujan di Jakarta Februari 2020
"Apa benar isu yang dibilang Sunter ada pintu air ditutup, jadi dibiarkan tenggelam Kelapa Gading. Karena kalau banjir di sini akan surut, kalau pintu air Sunter itu dibuka," ucap Ani yang mengeluhkan air lambat surut dibandingkan banjir sebelumnya.
"Biasanya kalau Gading banjir, Sunter juga banjir. Ini kenapa di sana kering?" tutur dia.
Sementara itu warga Kelapa Gading lainnya, Dessy, juga bertanya-tanya akan hal yang sama.
Dessy yang juga salah seorang pengurus Linmas di perumahan Kelapa Nias, Kelapa Gading, Jakarta Utara menuturkan warga bertanya-tanya seputar pintu air Sunter.
"Karena air lama sekali surutnya, malahan ini sudah enggak hujan, air malah naik," ucap Dessy.
Dia mengaku tak mendapat informasi pasti seputar penyebab banjir di Kelapa Gading lambat surut kali ini. Namun, dia mengaku mendapat informasi kalau Sunter juga kebanjiran.
"Katanya di sana sebenarnya sudah dibuka juga, tapi enggak tahu lah yang benar yang mana. Kami juga belum dapat info pastinya," tutur dia.
Tak hanya itu, keluhan juga muncul di Twitter.
Warganet mengeluhkan ditutupnya Pintu Air Sunter, Jakarta Utara, Minggu (23/2/2020).
Warganet menuding penutupan pintu air itu menyebabkan banjir di Pulomas dan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
"Pak, pintu air sunter ditutup yah.. Sunter kering tapi gading, pulomas banjir airnya bukan tambah surut tapi tambah tinggi..," tulis pemilik akun Twitter @meilyn36630934 membalas tweet Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Sementara itu, pemilik akun Twitter @marshad69 menulis, wilayah Kayu Putih, Jakarta, banjir karena kesalahan manajemen pintu air.
"#banjirkayuputih penyebabnya meluap kali sunter karena pintu air tidak di manage dengan baik," tulis pemilik akun @marshad69.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.