JAKARTA, KOMPAS.com - Sigit, selaku penyidik Polda Metro Jaya bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk kasus pembunuhan dengan terdakwa Aulia Kesuma dan Geovanni Kelvin, Senin (24/2/2020).
Dalam persidangan yang digelar hari ini, terungkap bahwa Aulia Kesuma sempat menghubungi Karsini alias Tini selaku ART-nya. Karsini diminta mencari dukun yang bisa memengaruhi pikiran suami Aulia Kesuma, Edi Candra Purnama alias Pupung Sadili.
Dengan bantuan dukun itu Aulia berharap Pupung terpengaruh lalu menjual rumahnya yang berada di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Hasil penjualannya akan digunakan untuk membayar utang.
Baca juga: Kuasa Hukum Bantah Aulia Kesuma Janjikan Rp 500 Juta ke Pembunuh Bayaran
"Awalnya terdakwa cari dukun cuma buat mengubah pikiran korban buat jual rumah," ucap Sigit di muka sidang.
Ternyata jasa dukun sewaan Aulia tidak ampuh terhadap Pupung Sadili. Lalu, karena Pupung tidak kunjung menjual rumahnya, Aulia meminta dukun agar melancarkan santet.
"Akhirnya (Aulia) minta agar korban disantet," ujar Sigit.
Praktik perdukunan tersebut sesuai dangan isi dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Sigit Hendradi dalam persidangan pertama.
Dalam dakwaannya, Sigit Hendardi menceritakan awal mula terdakwa berniat membunuh suami Pupung.
Baca juga: ART Diminta Cari Dukun Santet, Katanya Buat Keluarga Aulia Kesuma Jadi Rukun
Peristiwa itu terjadi setelah Lebaran, Juni 2019. Ibu tiga anak tersebut awalnya ingin menghabisi nyawa suaminya dengan cara menyantetnya.
"Aulia meminta jasa Kasrini (bekas pembantunya) agar mencarikan dukun untuk menyantet korban Edi Candra Purnama supaya meninggal dunia," kata JPU dalam dakwaannya.
Singkat cerita, Karsini bersama suaminya Rody Syahputra Jaya membantu Aulia mencari dukun santet di wilayah Parang Tritis, Yogyakarta.
Rody lalu meminta uang senilai Rp 45 juta untuk biaya ritual beli kuda dan imbalan untuk dukun santet.
Aulia Kesuma merencanakan pembunuhan Pupung dan anak tirinya, Edi alias Dana pada Agustus 2019. Pembunuhan berencana itu berawal ketika Aulia merasa sakit hati kepada Edi.
Aulia mengklaim dirinya harus banting tulang seorang diri dalam menopang ekonomi keluarganya. Menurut Aulia, Edi tidak memiliki pekerjaan sejak mereka menikah tahun 2011.
Mereka juga sering bertengkar karena hal-hal sepele. Salah satu sumber percekcokan adalah soal pergaulan anak tirinya.
Baca juga: Pengakuan Eksekutor Suami Aulia Kesuma, Dibayar Rp 2 Juta dan Bantah Membunuh