DEPOK, KOMPAS.com - Pembangunan sistem transportasi massal berbasis rel di Depok, Jawa Barat, akan didukung Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
Direktur Prasarana BPTJ Edi Nursalim menyatakan, dukungan itu layak diberikan karena proyek itu sudah sesuai dengan Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) dalam Perpres Nomor 55 Tahun 2018.
"Ada dua dukungan yang akan kami berikan. Pertama, proyek ini kami perjuangkan masuk dalam proyek strategis nasional. Kedua, kami akan bantu untuk studi OBC," kata Edi kepada pers di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Senin (24/2/2020).
Baca juga: Empat Kebijakan yang Diusulkan untuk Atasi Kemacetan di Depok
"Studi OBC hampir sama dengan studi kelayakan. Nanti bisa dibaca oleh calon investor dari sisi finansial bagaimana, lingkungannya bagaimana. Menguntungkan atau tidak," kata dia.
Kedua dukungan tersebut dinilai penting karena kemungkinan besar proyek ini bakal digarap dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
Skema KPBU dilirik karena proyek itu diprediksi bakal menyedot anggaran besar yang kecil kemungkinan bisa ditanggung dari kas daerah. Menurut hitungan kasar Edi, anggarannya Rp 4-10 triliun.
Karena itu, lanjut dia, BPTJ akan mengupayakan proyek tersebut masuk ke dalam proyek strategis nasional (PSN) agar Pemkot Depok dapat dibantu pemerintah pusat.
"Mudah-mudahan masuk PSN sehingga ada peran pemerintah pusat di situ. Jadi kami mesti berjuang untuk masuk PSN. Anggarannya kami harapkan dari investor. Tetapi nanti akan dibantu oleh pemerintah pusat," ungkap Edi.
"KPBU ini kan tidak mudah, karena artinya proyek ini dijamin oleh pemerintah tidak boleh macet," tambah dia.
Sejauh ini, rencana sistem transportasi massal berbasis rel di Depok akan terdiri dari 4 koridor, yakni:
- Koridor 1 dari Transit Oriented Development (TOD) Pondok Cina sampai Stasiun LRT Cibubur sepanjang 10,8 kilometer;
- Koridor 2 dari Depok Baru sampai Cinere dengan panjang lintasan 16,7 kilometer dan diharapkan jalur ini terkoneksi dengan Stasiun MRT Lebak Bulus;
- Koridor 3 dari Depok Baru sampai Bojongsari dengan panjang lintasan 10,7 kilometer; dan
- Koridor 4 dari Depok Baru sampai Gunung Putri dengan panjang lintasan 13,8 kilometer.
Tahun 2022, pengerjaan baru dilakukan pada 1 koridor, yakni koridor Stasiun Depok Baru-Bojongsari.
Baca juga: 4 Titik Kemacetan di Depok Menurut Polisi
Dari empat koridor tersebut, koridor 3 disebut bakal jadi koridor perdana yang dibangun pada 2022.
Saat ini, beragam proses kajian masih disiapkan sehingga belum dapat dipastikan teknologi kereta macam mana yang akan beroperasi di Depok.
"Diusahakan studinya beres 2020, baru bisa diketahui teknologi yang cocok digunakan. Bisa monorel, LRT, trem, atau kereta konvensional," ujar Edi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.