JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir kembali melanda rumah warga di Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta, Selasa (25/2/2020). Ketinggian air bahkan mencapai 3 meter sehingga warga terpaksa mengungsi.
Saat ini, warga sangat membutuhkan air bersih hingga bantuan logistik pangan.
Salah seorang warga bernama Dede mengatakan bahwa banjir yang telah terjadi sejak pukul 02.00 WIB dini hari membuat beberapa warga mengungsi di Masjid Raya Universitas Borobudur.
"Lebih dominan para ibu yang punya anak (yang mengungsi di masjid tersebut). Tapi tidak ada siapa yang diprioritaskan, semua yang terdampak banjir bisa ke sana," kata Dede saat ditemui Kompas.com.
Baca juga: 7 Kali Banjir, Warga Cipinang Melayu Minta Anies Segera Normalisasi Kali Sunter
Dede mengatakan bahwa setiap kali banjir besar terjadi, bantuan logistik yang disediakan dalam masjid akan selalu habis.
Oleh karena itu, Dede berharap ada beberapa bantuan logistik melihat para warga sudah mengungsi sejak tadi malam. Terlebih lagi para warga yang area rumahnya dekat dengan kali Sunter.
"Paling dibutuhkan air bersih dan logistik seperti makanan siap saji. Pakaian dan obat-obatan. Biasanya ada posko kesehatan, tapi saat ini tidak ada sejak pagi," kata Dede.
Baca juga: Banjir di Cipinang Melayu, Beberapa Warga Swadaya Dirikan Tenda
Hal senada juga digaungkan oleh Suryandari yang telah mengungsi sejak pukul 06.00 WIB. Menurut dia, pakaian bersih dan makanan yang diberikan selalu cepat habis karena jumlahnya terbatas.
Oleh karena itu, dia berharap bahwa bantuan tambahan cepat datang sebagai antisipasi jika banjir tak kian surut hingga beberapa waktu mendatang.
Warga lainnya, Nur, mengatakan bahwa beberapa pengungsi ingin meminum kopi untuk melawan rasa kantuk akibat terus terjaga sejak banjir tiba.
"Ada baiknya dibagikan secara merata. Terkadang kalau kita antre, itu sering banyak yang enggak dapet. Kehabisan mulu," kata Nur.
Baca juga: Ketua RW 03 Cipinang Melayu: Banjir Kali Ini Paling Besar dan Dua Kali
Tinggal di RT 03/04, Dede menuturkan bahwa dirinya cukup beruntung karena rumahnya berada cukup tinggi dibandingkan dengan warga lain.
Namun, dia tetap prihatin karena banjir setinggi kurang lebih 3 meter tersebut mengganggu aktivitas warga setempat.
Dede menuturkan bahwa mulai dari malam tahun baru hingga saat ini, warga Cipinang Melayu sudah mengalami setidaknya tujuh kali bencana banjir.
"Paling parah pas tahun baru. Kurang lebih 3 meter, sama parahnya kayak sekarang. Banjir-banjir seterusnya (seusai malam tahun baru) paling cuma 70 - 80 cm saja," kata Dede.