JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah Pompa Bulak Cabe, Cilincing, Jakarta Utara sempat jadi sasaran amukan warga pada Selasa (26/2/2020) malam sekitar pukul 19.00 WIB.
Rumah pompa ini jadi sasaran karena dianggap sebagai penyebab banjir di empat RW Kelurahan Cilincing selama tiga hari berturut-turut dari Minggu (24/2/2020).
"Iya warga pada demo, sempat rusuh juga ada yang mecahin kaca juga. Terus ada bapak-bapak sampai bawa linggis, enggak tahu buat apa, karena emosi kali," kata salah seorang warga di sekitar lokasi yang tidak mau disebutkan namanya kepada Kompas.com, Rabu (26/2/2020).
Bahkan, berdasarkan keterangan warga tersebut, salah seorang ibu-ibu yang ikut dalam kerusuhan di Rumah Pompa tersebut kakinya terluka karena pecahan kaca.
Warga tersebut menyampaikan, warga tersulut emosinya karena sejak ada rumah pompa baru ini, permukiman itu sudah berulang kali terendam banjir dan lama surutnya
Padahal, banjir di kampung-kampung lain yang juga tak jauh dari lokasi sudah surut.
"Yang lain sudah surut RW 006 ke bawah masih banjir," ungkap dia.
Hal itu juga dibenarkan oleh warga RT 011/RW 006 Edi Suherman. Ia menyebutkan selain RW tempat dia tinggal, RW 009, 005 dan RW 010 terendam banjir sejak hari Minggu.
"Biasanya masyarakat Cilincing ini enggak terpengaruh sama hujan. Tapi sejak tahun baru hujan sedikit sudah banjir. Tiga hari kemarin malah hujan enggak seberapa tapi di sini banjir," ucap Edi.
Edi menyebutkan selama tiga hari itu, rumah warga terendam banjir setinggi 20-30 cm. Air sempat mulai surut di hari kedua, namun kembali tinggi kemarin.
Baca juga: Camat Akui Sejumlah Masalah di Rumah Pompa Bulak Cabe yang Jadi Penyebab Banjir
Akhirnya warga yang marah memutuskan untuk berdemo di ke Rumah Pompa Bulak Cabe. Setelah aksi tersebut akhirnya pihak Kecamatan menurunkan lima pompa mobile dan tiga mobil Pemadam Kebakaran untuk menyurutkan banjir.
"Ini baru kering tadi pagi," tutur Edi.
Selain itu, kata Edi, Camat Cilincing juga berjanji akan membangun sodetan air baru di sekitar rumah pompa menuju Kali Cakung Drain pada hari ini.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, tujuh kaca jendela rumah pompa yang dibangun sejak bulan Juli Agustus 2019 ini dalam keadaan pecah.
Sementara di sekitar petugas dari Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) tampak sibuk mempersiapkan pembangunan sodetan.
Namun, pembangunan sodetan ini tampaknya harus merelokasi setidaknya lima rumah warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.