TANGERANG, KOMPAS.com - Warga Garden City Residence, Periuk, Kota Tangerang sudah mengungsi selama empat hari sejak banjir menerjang perumahan mereka pada Minggu (23/2/2020).
Kompas.com bersama dengan BPBD Kota Tangerang kembali menelusuri gang demi gang, jalan demi jalan di perumahan yang kini lebih mirip tambak ikan tersebut.
Ada guratan putus asa, hampir di setiap rumah.
Salah satunya terlihat dari tulisan "Rumah Dijual" dengan menggunakan kertas dilapisi plastik laminating. Tulisan itu terpampang di depan pagar rumah.
Baca juga: Korban Banjir di Periuk Kota Tangerang: Kami Lelah
Beragam tulisanpun hadir di pintu-pintu rumah yang kini hanya terlihat bagian atasnya.
Ada yang menyertakan nomor handphone, juga ditambah dengan tulisan "Dijual Cepat!".
Ada pula satu rumah yang mengundang tawa para petugas BPBDA beserta tiga orang relawan saat melintas di depannya.
Baca juga: Solusi Banjir di Garden City, Wali Kota Tangerang: Pengembang Harus Bikin Turap
Rumah tersebut bertuliskan tak biasa. Di depan pintu yang kini tertutup air banjir hingga setengahnya tulisan promo rumah dijual menyertakan frasa "bebas banjir".
Tulisan iklannya, "Rumah ini dijual, Dijamin Bebas Banjir Kalau Kagak Hujan".
Tulisan itu terpampang di depan rumah di dekat pagar yang terlihat sudah tidak ada lagi penghuni di dalamnya.
Tulisan-tulisan itu adalah suara hati para warga Garden City Tangerang yang berkali-kali menjadi korban banjir.
Harta benda hingga tenaga terkuras karena banjir bertubi-tubi datang menerjang.
"Kami sudah lelah, lelah lahir batin istilahnya," kata Tumai.
Wanita berusia 60 tahun itu kini harus tidur di pengungsian karena air masih merendam rumahnya.
Baca juga: Banjir Periuk Kota Tangerang, Gubernur Diminta Turun Tangan, Wali Kota Tuntut Pengembang
Bukannya wanita paruh baya ini rajin mengeluh, tapi memang kenyataannya begitu.
Kata dia, air hujan yang masuk ke rumahnya secara tiba-tiba pada Minggu (23/2/2020) dini hari merendam semuanya.
Termasuk, kasurnya yang baru saja dia beli pasca banjir awal Februari lalu.
Harta bendanya kini hanya bersisa koper hitam berisi baju-baju kerja anaknya, tak ada lagi yang lain.
"Saya pikir, bagaimana besok Senin anak saya kerja itu saja. Baju saya enggak ada, surat-surat (berharga) juga basah semua," tutur Tumai.
Di atas rasa putus asanya, dia menyeterika sisa-sisa surat berharga yang berhasil dia selamatkan berupa surat kepemilikan rumah, juga BPKB sepeda motor.
Hanya saja tulisan-tulisan dalam surat-surat tersebut sudah tak lagi utuh.
"Kalau ngurus lagi duit lagi, haduh pusing," kata dia.
Sedih, marah, dongkol karena banjir yang kian hari kian tak pasti juga dirasakan tetangga Tumai, yakni Hamidah yang berada di RT 4 RW 21 Garden City Residence Gebang Raya Kota Tangerang.
Akibat dari banjir tersebut, kata Hamidah, banyak dari warga yang memilih untuk meliburkan diri anak-anaknya, juga cucunya.
Baca juga: Kapolda Minta Warga Terdampak Banjir di Periuk Kota Tangerang Segera Mengungsi
Lebih baik begitu, kata dia, daripada sepulang sekolah ada kejadian-kejadian yang tak diinginkan seperti anak hanyut atau tenggelam karena air yang belum surut.
"Bahaya sekali, saya saja saya peluk cucu saya, diam saja di sini," kata dia.
Hamidah bersama cucunya kini ikut bersama 50 orang lainnya mengungsi di Posyandu yang menjadi posko dadakan pengungsian korban banjir Garden City Residence.
Dia berharap, Pemerintahan Kota Tangerang bisa mencarikan solusi, agar tak ada lagi banjir kala hujan lebat melanda Kecamatan Periuk.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.