Kritik dan teguran tim Komisi Pengarah
Anggota tim asistensi Komisi Pengarah Bambang Hero Saharjo mengatakan, bekas aspal pada cobblestone merupakan gangguan terhadap cobblestone tersebut.
Bambang pun mengkritik dan menegur Jakpro karena adanya bekas aspal tersebut.
"Saya agak tegur juga. Ini tidak semulus seperti yang dinyatakan. Ini masih membekas dan ini salah satu bentuk bahwa ada disturbance terhadap cobblestone di sini," ujar Bambang saat meninjau lokasi bekas pengaspalan sirkuit Formula E, kemarin.
Baca juga: Aspal Sirkuit Formula E di Monas Sisakan Bekas, Ini Penjelasan Jakpro
Bambang dan timnya pun mengambil sampel aspal yang tersisa di Monas untuk dianalisis di laboratorium.
Analisis sampel aspal dilakukan guna mengetahui ada atau tidaknya kerusakan akibat pengaspalan tersebut.
"Kami sudah ukur tadi lebarnya, panjangnya (bekas aspal)," ucap Bambang.
Apa kata Jakpro soal bekas aspal tersebut?
Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Daryoto mengakui bahwa aspal yang diujicobakan untuk sirkuit Formula E menyisakan bekas di antara cobblestone.
Menurut Dwi, aspal yang berbekas adalah yang dikerjakan dengan metode sandsheet.
"Ya mungkin masih ada aspalnya sedikit itu yang pakai sandsheet," ujar Dwi di Gedung DPRD DKI Jakarta, kemarin.
Dwi berujar, bekas aspal tersebut menjadi pertimbangan untuk menentukan metode pengaspalan yang akan dipakai untuk membangun sirkuit Formula E.
Jakpro juga akan membersihkan sisa aspal yang membekas pada cobblestone tersebut.
"Nanti kami perbaiki lagi lah, kami coba pembersihannya saja nanti," kata dia.
Sementara itu, kata Dwi, pengaspalan dengan metode geotextile lebih mulus atau tidak menyisakan bekas.
Dia menyatakan, pengaspalan dengan geotextile juga tidak menyebabkan cobblestone baret.
Karena itu, Jakpro cenderung memilih metode geotextile untuk mengaspal kawasan Monas sebagai sirkuit Formula E.
"Sebetulnya kalau pakai yang geotextile itu malah enggak apa-apa kan, tinggal dikelupas saja. Kalau geotextile enggak ada lecet juga, itu kan ya alas lah," ucap Dwi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.