"Banyak yang kehilangan, kendaraan rusak, surat-surat mereka basah, jadi mungkin itu yang buat stres," kata Mira.
Mira sendiri mengaku stres dan merasakan pusing.
Dia mengira awalnya hanya efek naik perahu evakuasi atau jembatan apung yang bergoyang-goyang sehingga membuat kepalanya pusing.
"Saya coba cek kesehatan di posko, ternyata tekanan darahnya tinggi," kata dia.
Baca juga: Korban Banjir di Periuk Kota Tangerang Alami Hipertensi
Adapun pada banjir sebelumnya, 1 Februari 2020 lalu Dinas Kesehatan Kota Tangerang juga mendata banyak warga yang stres akibat bencana banjir berkepanjangan di Periuk Kota Tangerang.
Ratusan orang korban banjir di Periuk, Kota Tangerang, mengalami gangguan kesehatan setelah banjir di wilayahnya tidak surut hingga enam hari.
Bahkan, ada korban yang mengalami stres sampai harus dirujuk ke rumah sakit.
"Datanya yang masuk (korban banjir yang sakit) sampai tanggal 5 ada 506 kasus dengan empat rujukan, salah satunya itu yang stres," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Liza Puspadewi di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Kamis (6/2/2020).
Liza mengatakan, warga stres lantaran air tiba-tiba datang menghantam perumahan, salah satunya Perumahan Periuk Damai, Kelurahan Periuk.
Liza menambahkan, kondisi pengungsian yang serba terbatas membuat daya tahan tubuh para korban menurun. Apalagi, mereka sudah mengungsi selama enam hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.