4. Belum selesaikan kewajiban
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah mengatakan, warga mengamuk lantaran ada kewajiban yang belum diselesaikan oleh manajemen JGC dalam perjanjian yang dimuat dalam Surat Ijin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT).
"Jadi sudah diintruksikan kepada Jakarta Garden City untuk menunaikan kewajiban-kewajibannya yang tertuang dalam SIPPT yang ditandatangani antara Pemprov dengan pihak JGC," ucapnya.
Salah satu isi perjanjian tersebut adalah pihak manajemen JGC harus menuntaskan fasilitas prasarana dan sarana umum untuk memastikan kawasan di sekitarnya terbebas dari bencana banjir.
Di antaranya adalah menuntaskan pembuatan waduk hingga fasilitas pompa dan saluran drainase yang memadai.
"Salah satunya adalah menuntaskan waduk dengan fasilitasnya pompa dan saluran yang memadai serta menyediakan lahan waduk sejumlah 25 hektare dan lain lain. Jadi itu kewajiban yang tertuang dalam SIPPT yang sudah ditandatangani beberapa tahun yang lalu," jelasnya.
Mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu menyebutkan beberapa pengerjaan sudah mulai dilakukan namun belum selesai dilakukan.
Hal inilah yang membuat warga marah karena air mengalir ke permukimannya.
"Belum tuntas, desainnya sudah ada. Memang di situ sebetulnya kemarin sudah kita kasih saran untuk dibuat sodetan ke BKT (banjir kanal timur). Kemarin BBWSCC juga sudah kita sampaikan dalam rapat bahwa kita akan menyodet dari JGC yang memang punya dampak ke selatan maupun ke utara dari JGC itu. Sudah kita izin untuk sodet," terang Saefullah.
5. Keluhan warga
Di Kelurahan Cakung Timur, banjir dirasakan warga Kampung Tambun Rengas dan Kandang Sapi yang tinggal di dekat Waduk JGC.
Baca juga: AEON Mall Jakarta Garden City Didemo Massa, Warga Cakung: Dulu Enggak Banjir
Seorang warga Kampung Tambun Rengas, Amsori (56), mengatakan, sebelum perumahan JGC dibangun, mereka nyaris tak pernah merasakan banjir.
"Boleh tanya warga lainnya, saya sudah di tinggal sini dari tahun 1993, tapi baru kali ini banjir masuk rumah. Sebelumnya enggak pernah," kata Amsori.
Menurut dia, keberadaan Waduk JGC tak masalah bila terdapat saluran muara yang mengalir Kanal Banjir Timur (KBT).
Namun, sejak pembangunan Waduk JGC rampung lalu diserahterimakan ke Pemprov DKI, sodetan tak kunjung digarap.
"Akhirnya pas hujan enggak ketampung di waduk, rembes ke rumah warga. Air masuk lewat sela tembok beton, yang jadi pembatas rumah sama waduk," ujarnya.
Sementara Rifai (37), warga Kandang Sapi, menuturkan, pembangunan perumahan JGC juga berdampak pada berkurangnya daerah resapan air.
Pasalnya, kawasan sekitar JGC dulunya merupakan daerah resapan air yang merupakan rawa, tetapi kini jadi kawasan elite.
"Dulu itu kan rawa, daerah resapan airnya di situ. Tapi sejak berkurang, yang air larinya ke sini (rumah warga). Semenjak ada itu, jadi sering banjir," tutur Rifai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.