Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Revitalisasi TIM Dibawa ke Senayan, Anies Klaim Tak Cari Untung hingga Dimoratorium

Kompas.com - 28/02/2020, 08:57 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polemik revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, dibawa hingga parlemen Senayan, Jakarta.

Proyek revitalisasi dipermasalahkan sejumlah seniman. Mereka mengadu kepada Komisi X DPR.

Pada akhirnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Direktur Utama Jakarta Propertindo Dwi Wahyo Daryoto, Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi serta sejumlah anggota DPRD DKI hadir dan menjelaskan duduk perkara revitalisasi itu.

Penjelasan ini disampaikan di hadapan Komisi X DPR RI dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Kamis (27/2/2020) kemarin.

Baca juga: Di Hadapan DPR RI, Anies Kembali Jelaskan Revitalisasi TIM untuk Jadi Pusat Kesenian Dunia

Anies jelaskan tujuan revitalisasi

Saat diberi kesempatan bicara, Anies kembali menyebut bahwa revitalisasi TIM untuk menjadi pusat kesenian dunia.

"Revitalisasi TIM sedang kita dorong untuk jadi pusat kegiatan kesenian dunia. Ini jadi ikon Indonesia. Dan harapannya pusat kebudayaan dan kesenian ini jadi pertumbuhan seniman domestik dan juga rumah untuk interaksi pelaku seni global," ujar Anies.

Menurut dia, TIM seharusnya tidak hanya menjadi pusat seni nasional, melainkan internasional karena Jakarta termasuk kota metropolitan terbesar di Asia Tenggara.

Untuk itu, Jakarta juga bisa menjadi salah satu pusat kebudayaan internasional.

Anies melanjutkan, TIM nantinya menjadi ruang pameran atau karya para seniman dengan lebih bergengsi.

"Sandingkan saja Jakarta dengan kota dunia lainnya. Bahwa pusat kebudayaan dunia dirancang untuk jadi rumah kelas dunia. Kita ingin ini jadi ekosistem kesenian kebudayaan Jakarta bagi pelaku seni Jakarta nasional untuk bisa kolab menunjukkan karyanya melalui audisi ketat melalui kesenian Jakarta," ucap Anies.

Baca juga: Rapat di DPR Bahas Revitalisasi TIM, Gubernur Anies: Bukan untuk Cari Keuntungan

Ia menuturkan, konsep TIM yang sesuai keinginan para seniman akan diakomodasi sebagai laboratorium, barometer, dan etalase.

"Jadi tempat untuk menyaksikan karya terbaik anak bangsa dan tempat untuk dunia untuk datang ke Indonesia," kata dia.

Klaim tak cari keuntungan

Anies juga mengklaim bahwa pengerjaan revitalisasi TIM, tidak mengambil untung.

Untuk itu, pengerjaan tersebut ditugaskan kepada PT Jakarta Propertindo selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Anies menyamakan pengerjaan oleh Jakpro layaknya proyek pemerintah pusat yang dieksekusi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Sesungguhnya pemerintah selalu punya dua tangan, pusat kementrian dan BUMN. Pemda juga ada SKPD dan BUMD. Perusahaan swasta cari untung tapi milik negara lakukan pembangunan. Ini yang kita dorong," ucapnya.

"Saya sampaikan BUMD untuk kepentingan daerah, bukan untuk cari keuntungan," lanjutnya.

Baca juga: Puji Anies Saat Rapat di DPR, Politisi PKS: Setelah 4 Gubernur Revitalisasi Tim Baru Terealisasi

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menjami tak ada komersialisasi seusai revitalisasi TIM.

Penyewaan wisma, kata dia, akan dibanderol dengan harga murah, namun dengan fasilitas berstandar internasional.

"Justru dibangun fasilitas dengan skala internasional tapi harganya terjangkau. Karena mau dorong kesenian. Kalau mau pemasukan tinggal naikkan (anggaran)," terang Anies.

Disanggah Ketua DPRD DKI

Pernyataan Anies yang bilang tak cari keuntungan lalu disanggah oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.

Pras menerangkan, bila TIM sudah bertaraf internasional, apalagi ada pembangunan wisma berbayar, pasti ada tujuan mengambil keuntungan.

"Dibilang tidak ada keuntungan. Bohonglah. Namanya internasional ada keuntungan," kata Prasetio.

Baca juga: Sanggah Anies, Ketua DPRD DKI Sebut Bohong jika Revitalisasi TIM Tak Ada Keuntungan

Prasetio yakin, TIM bakal dikomersilkan untuk perawatan dan perbaikan wisma serta hasil revitalisasi lainnya.

"Ya gimana enggak komersial, gimana enggak dapat untung. Terus hotelnya gimana? Maintenance-nya gimana ? Ini kan megah," ujar dia.

Ketua Komisi B DPRD puji Anies

Dalam RDP ini, salah satu yang dimintai tanggapannya adalah Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz.

Aziz menyebutkan, revitalisasi TIM memang sudah sepantasnya dilakukan karena desain revitalisasi telah selesai sejak 2007.

"Dan desain ini belum tereksekusi. Dan eksekusi desain ini merupakan penghargaan tertinggi kepada seniman. Ini juga ide ini dari para seniman bagaimana TIM yang merupakan ikon nasional bisa mewakili sebagai wadah bukan hanya seniman Jakarta tapi seniman nasional," ujar Aziz.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menuturkan, pembangunan wisma agar para seniman Indonesia dan negara lain tidak sulit mencari penginapan jika ada kegiatan di TIM.

Ia pun memuji Anies karena revitalisasi TIM baru dieksekusi di bawah pemerintahan Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

"Saya menghargai setelah pergantian 4 gubernur baru terealisasi. Ada pihak yang setuju dan tidak," kata dia.

Anies diminta perhatikan nasib seniman

Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PDI-P Rano Karno pun angkat suara soal polemik ini.

Ia meminta Pemerintah Provinsi Jakarta memperhatikan nasib para seniman ke depannya jika merevitalisasi TIM.

Ia bertanya, apakah para seniman itu masih dilibatkan dalam mengelola TIM setelah revitalisasi. 

"Mereka (Forum Seniman) setuju revitalisasi cuma mereka bertanya, pak gubernur setelah itu kami di mana? Apakah kami masih dalam pengelolaan (TIM) karena kalender kegiatan kesenian pasti mungkin pihak swasta sulit untuk mengaturnya," kata Rano.

Rano meminta Anies berkomunikasi dan menerima masukan dari para seniman terkait proses revitalisasi TIM.

Sebab, kata dia, TIM sudah dikelola oleh para seniman sejak tahun 1968.

"Nah itulah barangkali seniman ini, kan ada seniman lukis, seniman tari, seniman pahat, film, banyak keinginannya, pak," ujar dia. 

Dimoratorium

Setelah rapat tersebut, Ketua DPRD DKI Prasetio mengatakan revitalisasi TIM akan dimoratorium.

Baca juga: Ketua DPRD DKI Sebut Revitalisasi TIM Akan Dimoratorium

Moratorium ini dilakukan agar Pemprov DKI Jakarta bisa berkomunikasi lebih lanjut dengan para seniman yang sempat menolak.

"Dan informasi pertama kan hotel komersialnya, diajak ngobrol saja dulu para seniman. Kalau seniman diajak ngobrol pasti ketemu jalannya, enggak mungkin enggak," tutur Pras.

"Ahamdulilah tadi pertemuan ini ada moratorium dulu sebentar, diajak ngobrol semua stakeholder yang ada di jakarta, dengan seniman, dengan Jakpro dengan pemda ketemu lah itu," lanjutnya.

Meski demikian, moratorium tak akan berlangsung lama karena hanya butuh beberapa saat untuk melakukan komunikasi.

"Saya enggak bisa bilang sehari, dua hari, tiga hari atau seminggu kan enggak bisa. Kenapa, ini kan pasti jadi kalau semua dijalankan dengan baik gitu saja," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com