JAKARTA, KOMPAS.com - FNF (18), seorang santri Pondok Modern Assalam Putra yang ditemukan tewas di area persawahan, Desa Cibodas, Sukabumi, dinyatakan meninggal dunia karena tersedak lumpur dan air.
Hal itu berdasarkan pemeriksaan forensik terhadap korban di Rumah Sakuit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Sumy Hastry Purwanti mengatakan, korban tewas karena saluran pernapasan dan paru-paru yang dipenuhi lumpur dan air.
Baca juga: Kronologi Penemuan Dua Santri di Persawahan Sukabumi, Satu Tewas, Satu Kelelahan
"Dari pemeriksaan (organ) dalam kita temukan banyak lumpur dan air yang masuk ke saluran pernapasan sampai ke paru-paru," kata Sumy di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (28/2/2020).
Sumy menambahkan, pihaknya juga tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban.
Hanya saja ditemukan luka lecet pada tangan dan kaki korban.
"Memang ada lecet di sekitar tangan dan kaki, dan itu tidak mematikan. Lecet karena benturan dengan benda di sekitarnya," ujar Sumy.
Sebelumnya, dua santri Pondok Modern Assalam Putra ditemukan tergeletak di areal persawahan Kampung Cibodas RT018/RW003 Desa Cibodas, Kecamatan Bojonggenteng, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (25/2/2020) malam.
Satu santri, FNF (18) ditemukan dalam kondisi tewas dan AS (19) dalam kondisi mengalami luka-luka lecet.
Keduanya setelah dievakuasi dari lokasi kejadian langsung dibawa ke RSUD Sekarwangi di Kecamatan Cibadak.
FNF lalu dirujuk ke RS Polri Kramat Jati untuk jalani pemeriksaan lebih lanjut.
Baca juga: Seorang Santri Tewas, Diduga karena Terseret Arus Kali Mampang
Sedangkan AS, berdasarkam pemeriksaan mengalami keracunan obat.
Saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan polisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.