Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Kesehatan Ambil Sampel Darah Pekerja World Dream di Pulau Sebaru

Kompas.com - 03/03/2020, 16:43 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim kesehatan dari Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) mengambil sampel darah pekerja kapal World Dream dari Pulau Sebaru kecil ke laboratorium di Jakarta.

Pantauan dari Pulau Lipan, Selasa (3/3/2020), sampel darah itu diantar Kopaska Koarmarda I ke KRI Semarang-594.

Selanjutnya, sampel darah itu dibawa menggunakan helikopter milik KRI Semarang-594 ke Jakarta.

"Itu sampel darah dari 188 peserta observasi kapal World Dream yang sebelumnya belum selesai diambil," kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dr Budi Silvana seperti dikutip Antara.

Baca juga: 69 ABK Diamond Princess Belum Diturunkan dari KRI untuk Observasi Corona di Pulau Sebaru

Budi menjelaskan pemeriksaan sampel darah itu hanya melengkapi pemeriksaan yang sudah dilakukan sebelumnya, karena semua awak kapal itu negatif dari virus Corona.

Peserta observasi dari 188 pekerja kapal World Dream dari Hongkong sudah memulai proses observasi sejak Jumat (28/2). Mereka didampingi 87 petugas kesehatan selama 14 hari observasi.

Sebelumnya, sebanyak 69 ABK Diamond Princess yang akan melakukan proses observasi Corona Virus (Covid-19) di Pulau Sebaru kecil, belum diturunkan dari KRI dr Soeharso-990.

Baca juga: 18 Orang Dalam Pemantauan di Bekasi Terkait Virus Corona

Pada pukul 10.30 WIB, terlihat KRI dr Soeharso-990 berlabuh sekitar tiga kilometer dari dermaga Pulau Sebaru kecil.

Kapal itu berada sekitar satu kilometer dari KRI Semarang-594 sebagai pusat komando selama proses observasi di Pulau Sebaru kecil, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

KRI dr Soeharso-990 tiba di Pulau Sebaru, Senin (2/3) sekitar pukul 18.00 WIB.

Kapal itu datang dari arah Tenggara Pulau Sebaru dan berlabuh tepat diantara pulau Sebaru kecil dan Pulau Pantara.

Observasi WNI dari dua kapal pesiar, yakni Diamond Princess dan World Dream di Pulau Sebaru dilakukan secara terpisah.

Baca juga: Restoran Amigos Ditutup 2 Pekan untuk Pastikan Bebas Corona, Pemilik Siap Rugi

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, akan ada dua blok terpisah untuk anak buah kapal (ABK) kedua kapal pesiar itu.

Ia mengatakan, batas antara kedua kelompok itu telah dibuat secara jelas. Pembatasan itu dilakukan agar tidak terjadi kumpulan antar kedua kelompok.

Saat ini, kata dia, seluruh tenaga kesehatan dan peralatan pendukung untuk observasi telah disiapkan dengan optimal.

Adapun proses evakuasi dilakukan berkaitan dengan virus corona yang telah menyebar di kapal pesiar tersebut.

Di kapal Diamond Princess yang ada di Yokohama, Jepang terdapat 68 WNI yang menjadi ABK.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan, 68 WNI yang dipulangkan negatif virus Corona.

Sementara delapan WNI lainnya di kapal tersebut yang sudah dinyatakan positif Corona tidak ikut dijemput. Mereka akan dirawat di rumah sakit di Jepang sampai sembuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com