Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/03/2020, 08:21 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Menurut Benyamin, berdasarkan koordinasi dengan Dinas Kesehatan sejauh ini belum ada warga Tangsel yang teridentikasi tertular virus corona.

Baca juga: Waspada Virus Corona, Dinkes Tangsel Siagakan Tim Dokter 24 Jam di RSU

"Tadi saya koordinasi dengan Kadinkes kalau di Tangerang Selatan belum ada laporan yang teridentifikasi corona," ucapnya.

Mendata TKA

Pemkot Tangsel, melalui Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Kesehatan bakal mendata tenaga kerja asing (TKA) guna mencegah penyebaran virus corona yang telah mewabah di Indonesia.

Pendataan itu bakal dilakukan di apartemen dan kantor yang mempekerjakan tanaga asing di wilayah Tangerang Selatan.

"Ya segala rupa kami akan lalukan kalau memang langkah (pendataan TKA) itu diperlukan," ucap Benyamin.

Baca juga: Waspada Virus Corona, DPRD Tangsel Minta Airin Turun Tangan Cegah Penyebarannya

Selain melakukan pendataan, Pemkot Tangsel akan melibatkan organiasai perangkat daerah (OPD) terkait, salah satunya Dinas Kesehatan.

Nantinya, Pemkot Tangsel juga akan mencatat riwayat perjalan para TKA dalam satu bulan terakhir guna mengetahui potensi penularan virus corona.

"Selain TKA kita periksa kesehatannya aja, riwayat perjalanannya selama sebulan terkahir misalnya. Banyak OPD yang bakal kami undang itu," katanya.

Fasilitas penjemputan

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan berencana memfasilitasi warganya jika ada yang terindikasi virus corona dengan melakukan penjemputan.

Penjemputan tersebut dilakukan setelah orang tersebut telah mengarah dalam gejala infeksi Covid-19 tersebut.

"Iya tidak menutup kemungkinan fasilitas itu juga akan kami lakukan. Atau nanti dari rumah ke rumah sakit atau apa nantilah," ujar Kepala Dinkes Tangsel Deden Deni saat ditemui di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (3/3/2020).

Baca juga: Dinkes Tangsel Akan Fasilitasi Jemputan jika Ada Warga Terindikasi Corona

Namun, Deden belum dapat memastikan untuk wacana tersebut akan direalisasikan karena kendaraannya yang harus menggunakan ambulans khusus.

"Iya untuk itu kan harus menggunakan ambulans khusus. Enggak bisa digabungkan atau dengan ambulans yang saat ini ada," ucapnya.

Namun, Deden mengimbau kepada masyarakat, khususnya wilayah Tangerang Selatan untuk tidak gelisah dalam menghadapi kabar virus corona yang telah mewabah di Indonesia.

"Kadang gini juga, ketika info ini menyebar, karena memang juga (masyarakat) tidak paham, misal ada yang pulang dari luar negeri, ketika dia sakit, mereka berasumsi kalau itu sakitnya corona. Jadi nih ada semacam paranoid," tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Ketua RW di Pondok Pinang Takut Kebanjiran Usai Saluran Air Jalan RA Kartini Diperbaiki

Ketua RW di Pondok Pinang Takut Kebanjiran Usai Saluran Air Jalan RA Kartini Diperbaiki

Megapolitan
Perampokan Minimarket di Bekasi, Warga: Polisi Jarang Patroli

Perampokan Minimarket di Bekasi, Warga: Polisi Jarang Patroli

Megapolitan
Pengamen di Cakung Pukul Pemuda Disabilitas karena Kesal Tak Diberi Uang

Pengamen di Cakung Pukul Pemuda Disabilitas karena Kesal Tak Diberi Uang

Megapolitan
Pengamat: Mestinya Oknum yang Disebut Aiman Diperiksa atau Melapor

Pengamat: Mestinya Oknum yang Disebut Aiman Diperiksa atau Melapor

Megapolitan
Minimarket di Bekasi Dirampok Komplotan Bersenjata, Warga Takut Jadi Korban

Minimarket di Bekasi Dirampok Komplotan Bersenjata, Warga Takut Jadi Korban

Megapolitan
Tekan Kemacetan di Pamulang dan Pondok Aren, Dishub Tangsel Bakal Terapkan Sistem Satu Arah

Tekan Kemacetan di Pamulang dan Pondok Aren, Dishub Tangsel Bakal Terapkan Sistem Satu Arah

Megapolitan
RSJ Dr Soeharto Heerdjan Tidak Siapkan Pelayanan Khusus bagi Pasien 'Caleg Gagal'

RSJ Dr Soeharto Heerdjan Tidak Siapkan Pelayanan Khusus bagi Pasien "Caleg Gagal"

Megapolitan
Warga: Dari Zaman Gubernur DKI Jokowi, Baru Sekarang Saluran Air di Jalan RA Kartini Diperbaiki

Warga: Dari Zaman Gubernur DKI Jokowi, Baru Sekarang Saluran Air di Jalan RA Kartini Diperbaiki

Megapolitan
Soal Wacana Gubernur Jakarta Akan Ditunjuk Presiden, F-PKS: Seperti Kembali ke Orba

Soal Wacana Gubernur Jakarta Akan Ditunjuk Presiden, F-PKS: Seperti Kembali ke Orba

Megapolitan
Fraksi PDI-P DKI Sebut Biaya Pilkada Jangan Jadi Alasan Atur Penunjukan Langsung Gubernur Jakarta

Fraksi PDI-P DKI Sebut Biaya Pilkada Jangan Jadi Alasan Atur Penunjukan Langsung Gubernur Jakarta

Megapolitan
Sebut Aiman Pantas Protes atas Laporannya, Pengamat: Ini Pasal Karet

Sebut Aiman Pantas Protes atas Laporannya, Pengamat: Ini Pasal Karet

Megapolitan
Minimarket di Sebelah Tokonya Dirampok, Alamsyah: Ini Baru Pertama Kali Terjadi

Minimarket di Sebelah Tokonya Dirampok, Alamsyah: Ini Baru Pertama Kali Terjadi

Megapolitan
Kritik Wacana Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, Fraksi PDI-P: Jangan Kebiri Hak Warga!

Kritik Wacana Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, Fraksi PDI-P: Jangan Kebiri Hak Warga!

Megapolitan
Tolak RUU DKJ soal Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, F-PKS: Harus Kembali ke Semula

Tolak RUU DKJ soal Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, F-PKS: Harus Kembali ke Semula

Megapolitan
Belum Dapat Izin PUPR, Perbaikan Saluran Air di Pondok Pinang Baru Rampung Setengah

Belum Dapat Izin PUPR, Perbaikan Saluran Air di Pondok Pinang Baru Rampung Setengah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com