Berbeda dengan Memet, Samsudin tampak tak mengetahui informasi soal virus corona.
“Apa itu corona? Belum tahu saya mah, orang tidak pernah nonton televisi,” ujar Samsudin.
Samsudin tak ambil pusing akan virus yang sudah menyerang sejumlah negara itu.
Saat dijelaskan soal gejala-gejala virus yang mirip dengan flu itu, Samsudin pun menilai dirinya sudah terbiasa.
Baca juga: Istana Minta Aparat Dikerahkan, Cegah Warga Borong Sembako
Sesak napas, pusing, demam, batuk, sebut Samsudin, sejak lama dia rasakan ketika hidup di jalanan.
“Saya saja kalau sakit pakai obat warungan, tidak takut ah,” ucap bapak tiga anak ini.
Serupa dengan Hasim (57), pedagang kaki lima di kawasan Juanda, Bekasi, juga tak punya persiapan khusus untuk menghadapi corona.
Hasim sudah memantau pemberitaan soal bahaya virus yang berasal dari Wuhan, China itu. Awalnya, Hasim ingin membeli masker. Namun, mencari-cari ke sana sini, dia tak menemukannya.
“Tidak ada persiapan saya hanya berdoa aja, tadinya mau beli masker. Eh maskernya habis mana mahal,” ucap dia.
Baca juga: Kebanjiran Order, 1 Boks Masker N95 Bisa Mencapai Rp 1,1 juta di LTC Glodok
Hasim pun hanya berserah kepada Tuhan tentang apapun cobaan termasuk penyakit yang harus dihadapinya ke depan.
Sebab, menurut dia, jika Tuhan memberikan sebuah penyakit, artinya dia mampu menghadapi penyakit itu.
“Pasrah saja saya mah, sakit mah Tuhan yang ngatur. Kita pasrah saja bagaimana juga hasilnya. Ya berdoa saja yang penting sehat-sehat,” tutur dia.
Baca juga: Sidak Pasar Pramuka, Polisi Temukan Harga Masker Naik 10 Kali Lipat dan Tak Sesuai SNI
Suara Memet, Samsudin, dan Hasim setidaknya mewakili kaum "wong cilik" yang tak bisa berbuat banyak di tengah ancaman virus corona.
Aksi panic buying hanya akan menimbulkan akses negatif, terutama bagi masyarakat kelas bawah.
Mereka yang nantinya akan paling merasakan sulitnya mencari bahan kebutuhan pokok hingga harus memutar otak mencari bahan makanan yang murah meriah karena harga-harga sudah pasti akan naik saat stok menipis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.