JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam sehari, polisi menggerebek dua lokasi yang diduga menimbun masker di tengah kelangkaan dan lonjakan harga masker di pasaran akibat mewabahnya virus corona atau Covid-19.
Penggerebekan pada Selasa (3/3/2020) tersebut merupakan langkah konkret menjalankan instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta Polri menindak tegas oknum tak bertanggung jawab penimbun masker.
Penggerebekan pertama dilakukan di daerah Tanjung Duren, Jakarta Barat. Polisi menyita 358 boks saat mengamankan seorang mahasiswi berinisial TVH (19) di sebuah kamar apartemen.
Rincian barang bukti yang disita adalah 120 kotak masker merek Sensi, 152 kotak masker merek Mitra, 71 kotak masker merek Prasti, dan 15 kotak masker merek Facemas.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, TVH menjual masker tersebut melalui media sosial, Instagram dan layanan pesan singkat WhatsApp. Satu boks masker dijual seharga Rp 300.000-Rp 350.000.
Baca juga: Polisi Gerebek Gudang yang Diduga Menimbun Masker di Tangerang
Kepada polisi, tersangka mengaku hanya mengambil keuntungan sebesar Rp 10.000 setiap penjualan satu boks masker.
"Cuma ambil keuntungan Rp 10.000 karena dia modal beli Rp 300.000 (per boks), jual Rp 310.000 (per boks). Dia jual melalui media sosial, bekerja sebulan ini," ujar Yusri, Rabu (4/3/2020).
Tak berhenti di situ, pada hari yang sama, polisi juga menggerebek gudang penyimpanan masker di daerah Tangerang yang diduga menjadi lokasi penimbunan masker.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, masker yang disita sebagai barang bukti itu tak memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan RI.
"Sebenarnya barang ini setelah dicek tidak ada izin edar, memang akan rencana dikirim ke luar negeri barang-barang ini," kata Yusri.
Saat penggerebekan di Tangerang, polisi menyita barang bukti hampir 600.000 masker berbagai merek dengan rincian 180 karton berisi 360.000 masker merek Remedi dan 107 karton berisi 214.000 masker merek Volca dan Well-best.
Baca juga: Jeritan Hati Mereka yang Tak Mampu Beli Masker: Buat Makan Saja Kurang, Uang dari Mana?
Menurut Yusri, masker itu merupakan produksi salah satu pabrik di Jawa Barat. Saat ini, polisi masih mendalami dugaan penimbunan masker di gudang penyimpanan tersebut dengan memeriksa dua pemilik gudang.
"Kalau kita lihat ada beberapa merek di sini, ada (masker) dari pabrik Jawa Barat, ada beberpaa merek yang enggak memiliki standar. Apakah masuk penimbunan atau masuk hal lain, masih didalami," ungkap Yusri.
Yusri mengungkapkan, saat ini polisi masih memeriksa dua pemilik gudang, yakni H dan W sebagai saksi. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan masker-masker itu pernah dikirim ke luar negeri sebanyak tiga setelah mewabahnya virus corona.
Kendati demikian, lanjut Yusri, polisi belum mendapatkan rincian negara tujuan ekspor masker tersebut.