Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Instansi Tangkal Corona di Tangsel, Minta Sekolah Dibersihkan hingga Mendata Tenaga Asing

Kompas.com - 05/03/2020, 08:39 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Salah satunya sekolah swasta di kawasan Perigi, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Rabu (4/3/2020), kemarin.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Taryono mengimbau langkah tersebut diharapkan dapat ditiru dengan sekolah-sekolah lainnya, khususnya yang barada di wilayah Tangerang Selatan.

Baca juga: Cegah Corona, Sekolah Swasta di Pondok Aren Periksa Suhu Tubuh Pelajar Sebelum Masuk Kelas

"Justru kami mengimbau kepada semua sekolah agar upaya-upaya maksimal terhadap pencegahan ini termasuk ada kebersihan total sekolah kemudian disiapkan hand sanitizer di sekolah," ucapnya.

Dengan begitu, kata Taryono, para siswa yang datang ke sekolah dapat melalui rangkaian pengecekan kesehatan sebelum mengikuti proses belajar mengajar.

"Anak yang pertama datang di sekolah disambut dengan cuci tangan menggunakan hand sanitizer itu," paparnya.

Imbauan tersebut disampaikan setelah Taryono melihat sekolah yang ditinjaunya sudah melakukan pencegahan dengan pembersihan dengan penyemprotan disinfektan.

Selama adanya pembersihan tersebut sekolah meliburkan para pelajar dari SD, SMP dan SMA sejak Selasa (3/3/2050).

"Yang pertama bahwa mewaspadai adanya corona virus maka sekolah ini lakukan disinspektan secara penuh, itu upaya maksimal, selama satu minggu maka anak (pelajar) diliburkan," kata Taryono.

Disnaker Tangsel data tenaga asing

Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Tangerang Selatan juga melakukan pencegahan virus corona.

Salah satunya dengan mendata tenaga kerja asing (TKA) yang berada di beberapa perusaaan di wilayah Tangsel.

Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Disnaker Tangsel, Dadang Usman mengatakan, sedikitnya ada 298 TKA yang terdata oleh Disnaker Tangerang Selatan.

Baca juga: Waspada Virus Corona, Disnaker Data Pekerja Asing di Tangsel

"Untuk jumlah tenaga kerja asing sebanyak 298 di Tangerang Selatan. Itu dari 29 negara, " kata Dadang saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/3/2020).

Namun, Dadang belum menyebutkan ada berapa yang jumlah perusahaan yang ditempati sebanyak 298 TKA tersebut.

"Untuk rincian (perusahaan) harus bersurat. Tapi yang pasti lokasi kerja di Kota Tangerang Selatan," katanya.

Dari jumlah 298 TKA di Tangerang Selatan, paling banyak pada negera Inggris dengan total 92 orang.

Sedangkan Filipina 55, Australia 23, Amarika Serikat, India dan Jerman masing-masingnya 15 orang TKA.

Sementara Korea Selatan 14, China 11, Singapura 8, Jepang, Kanada dan Malaysia ada 7 orang.

Untuk Irlandia 6 orang, Taiwan 3, Afrika Selatan, Belgia, Kenya, New Zealand dan Tajikistan masing-masing ada 2 orang.

Sisa dari negara lainnya masing-masingnya hanya 1 TKA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com