Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/03/2020, 18:39 WIB
Sabrina Asril

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah kepanikan warga yang memborong banyak bahan makanan, Susanna Indriyani (57) memilih tak meraup keuntungan.

Pemilik toko sembako "Erwin" di Jalan K Teluk Gong, Penjaringan, Jakarta Utara, itu tetap menjual barang dagangannya dengan harga normal. 

Pada Senin (2/3/2020) lalu, toko Susanna tiba-tiba disesaki warga. Hal itu terjadi beberapa saat setelah Presiden Jokowi memastikan virus corona sudah masuk Indonesia.

Baca juga: Pemilik Toko Sembako Ini Berhasil Tenangkan Pembeli agar Tidak Panic Buying

Saat tokonya penuh sesak diserbu pembeli itu, Susanna lebih memilih menenangkan warga dengan meminta mereka membeli barang secukupnya karena stok bahan makanan akan selalu ada setiap saat.

Aksi Susanna ini pun sempat terekam video dan viral di media sosial. Tindakan Susanna dipuji karena di lain pihak banyak orang yang langsung mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari kepanikan warga itu.

Apa alasan Susanna enggan meraup untung?

Susanna mengaku, dia tak ingin membebani masyarakat di tengah-tengah wabah Covid-19.

Baca juga: FAQ Wabah Virus Corona: Apa Saja yang Perlu Kita Tahu?

Menurut dia, saat ini ketenangan masyarakat lebih penting daripada mengambil keuntungan berlebihan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

. Masih ada orang baik kok di negara ini . Semoga kebaikan kebaikan ini bisa menginspirasi dan menular ke kita semua????????

A post shared by OFFICIAL LAMBE TURAH ENTRNT (@lambe_turah) on Mar 4, 2020 at 12:01am PST

 

Ia pun tak berpikir untuk menaikkan harga barangnya kecuali memang ada kenaikan dari distributor.

"Saya bukan cari kesempatan begini dalam kesempitan. Saya mau untung banyak atau apa, enggak. Saya harap ini penyakit bisa cepat hilang biar orang tenang begitu," kata Susanna.

Barang-barang yang Susanna jual masih dalam harga yang normal.

Misalnya, gula seharga Rp 13.500 per kilogram dan mi goreng instan seharga Rp 95.000 per dus.

Baca juga: Pakai Diskresi, Polres Jakut Jual 72.000 Masker Sitaan Rp 400 Per Lembar

Susanna juga menuturkan, sejak pemerintah mengumumkan adanya WNI positif Covid-19, dirinya tak henti-henti berdoa agar penanganan wabah ini cepat tuntas.

Bahkan, setiap pembeli yang datang ke tokonya selalu diminta Susanna untuk ikut berdoa.

"Saya harapnya itu penyakit cepat hilang itu. Setiap orang datang saya selalu bilang, 'Pulang sembahyang ya, masing-masing agama ya. Ini paling penting, bukan barang-barang itu'," ungkap Susanna.

Sebelumnya, rekaman video yang menampilkan seorang Susanna dikerumuni pengunjungnya viral di media sosial.

Baca juga: Update Kondisi 2 Pasien Positif Corona: Batuk Jarang, Sudah Tak Demam

Dalam video yang diunggah akun Twitter @arjuno_ireng01 tersebut dikabarkan bahwa Susanna menjual barang sembakonya secara normal di tengah-tengah momen panic buying terkait geger virus corona (Covid-19).

Belakangan, setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan dua WNI positif terinfeksi Covid-19, tak sedikit masyarakat yang langsung panik.

Karena kepanikan massal tersebut, lantas terjadilah panic buying di sejumlah lokasi. Salah satunya di toko sembako itu.

Dalam video tersebut, Susanna dipuji pengunjung yang mengerubunginya.

Dirinya disebutkan tak mengambil kesempatan di tengah momen panic buying.

Meskipun toko sembakonya diserbu pengunjung yang rela memborong dengan harga lebih tinggi, perempuan itu membatasi barang yang boleh dibeli.

Baca juga: Panduan Lengkap Menghadapi Wabah Virus Corona

Susanna juga tak menaikkan harga barang di tokonya untuk mengambil keuntungan berlebihan.

Ia pun mendapat pujian dari pengunjung yang mengerubunginya dan menyusul warganet yang melihat video tersebut.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sukses Tenangkan Pembeli di Tengah Panic Buying, Pemilik Toko Sembako: Saya Bukan Cari Kesempatan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pelaku yang Tikam Wanita hingga Tewas di Dekat Central Park Berperilaku Aneh dan Sering Berada di TKP

Pelaku yang Tikam Wanita hingga Tewas di Dekat Central Park Berperilaku Aneh dan Sering Berada di TKP

Megapolitan
Menteri Teten: Kata Siapa Pemisahan TikTok Shop dan TikTok Medsos Rugikan 'Seller'?

Menteri Teten: Kata Siapa Pemisahan TikTok Shop dan TikTok Medsos Rugikan "Seller"?

Megapolitan
Blusukan ke Waduk Pluit, Kaesang: Ingin Tahu Masalah yang Ada di Masyarakat

Blusukan ke Waduk Pluit, Kaesang: Ingin Tahu Masalah yang Ada di Masyarakat

Megapolitan
Mengenal Rumah Tempe Azaki di Bogor, Disebut Pabrik Tempe Terbesar di Dunia

Mengenal Rumah Tempe Azaki di Bogor, Disebut Pabrik Tempe Terbesar di Dunia

Megapolitan
Polisi Sebut Pria yang Tusuk Wanita di Dekat Central Park Pilih Korban secara Acak

Polisi Sebut Pria yang Tusuk Wanita di Dekat Central Park Pilih Korban secara Acak

Megapolitan
Soal Larangan Jualan di 'Social Commerce', Kaesang Pangarep: Kita Ikuti Regulasinya

Soal Larangan Jualan di "Social Commerce", Kaesang Pangarep: Kita Ikuti Regulasinya

Megapolitan
Tak Ada Dendam Pribadi antara Pelaku dan Wanita yang Ditusuk di Dekat Central Park

Tak Ada Dendam Pribadi antara Pelaku dan Wanita yang Ditusuk di Dekat Central Park

Megapolitan
Kelakar Kaesang soal 'Jersey' Bola Saat Blusukan di Muara Baru...

Kelakar Kaesang soal "Jersey" Bola Saat Blusukan di Muara Baru...

Megapolitan
2 Pelaku Curanmor di Kembangan merupakan Sindikat Asal Lampung

2 Pelaku Curanmor di Kembangan merupakan Sindikat Asal Lampung

Megapolitan
Selundupkan 1,5 Kg Sabu di Sepatu, 2 Pria Ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta

Selundupkan 1,5 Kg Sabu di Sepatu, 2 Pria Ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta

Megapolitan
Janji Bayar Hak Ahli Waris 3 SDN Bantargebang, Pj Wali Kota Bekasi: Mohon Sabar...

Janji Bayar Hak Ahli Waris 3 SDN Bantargebang, Pj Wali Kota Bekasi: Mohon Sabar...

Megapolitan
Ulah Bengis Pasutri di Bekasi, Jual Remaja Lewat MiChat dan Paksa Layani 7 Pria Hidung Belang dalam Sehari

Ulah Bengis Pasutri di Bekasi, Jual Remaja Lewat MiChat dan Paksa Layani 7 Pria Hidung Belang dalam Sehari

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Hal Tak Terduga dari Kasus Oknum Paspampres Bunuh Warga Aceh | Sederet Fakta Anak Perwira TNI AU Tewas di Lanud Halim

[POPULER JABODETABEK] Hal Tak Terduga dari Kasus Oknum Paspampres Bunuh Warga Aceh | Sederet Fakta Anak Perwira TNI AU Tewas di Lanud Halim

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK16 PGC-Condet

Rute Mikrotrans JAK16 PGC-Condet

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK14 Tanah Abang-Meruya

Rute Mikrotrans JAK14 Tanah Abang-Meruya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com