Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Korban Penipuan Perumahan Syariah di Bogor Tuntut Pengembalian Uang

Kompas.com - 05/03/2020, 22:14 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Ratusan korban dugaan penipuan perumahan Quranic Residence, di Kemang, Kabupaten Bogor, menuntut uang mereka segera dikembalikan.

Tuntutan tersebut disampaikan setelah mereka merasa ditipu oleh PT Alfatih Bangun Indonesia, selaku developer perumahan berkedok syariah itu.

Salah satu korban, Taufik mengatakan, kasus dugaan penipuan itu dialaminya sejak dua tahun lalu.

Saat itu, Taufik mengaku telah menyetorkan uang sebesar Rp 81 juta untuk membeli satu kavling di perumahan tersebut.

Namun, hingga saat ini, ia belum mendapatkan rumah yang dijanjikan.

Baca juga: Wali Kota Tangerang Hentikan Pembangunan Perumahan Garden City Residence hingga Masalah Banjir Beres

"Saya ngambil satu kavling rumah di sini, harganya Rp 275 juta. Total uang saya yang sudah masuk itu ada Rp 81 juta. Tapi sampai sekarang belum juga ada bangunan rumahnya," ucap Taufik, Kamis (5/3/2020).

Ia menceritakan, dia tertarik membeli rumah di Quranic Residence karena konsep perumahan berbasis syariah yang ditawarkan.

Alhasil, kata dia, banyak konsumen lain yang akhirnya ikut tergiur berinvestasi rumah dengan iming-iming konsep syariah itu.

Taufik menyebut, ada 125 orang yang telah melapor menjadi korban penipuan dengan total kerugian mencapai Rp 12 miliar.

Mayoritas, para korban telah menyetorkan sejumlah uang dalam jumlah yang besar.

Baca juga: Sudah Dipukuli Sampai Memar oleh Majikan, Sopir di Bintaro Masih Dituduh Pura-pura Sakit

"Kita tertarik karena perumahan syariah itu bebas riba. Total luas lahan itu katanya 10 hektar. Tapi nyatanya yang didapat properti nggak ada, lahan untuk buat perumahannya juga ternyata belum dibeli," ungkapnya.

Sementara itu, korban lainnya, Ikhwan Mubarok mengatakan, seluruh konsumen yang dirugikan atas kasus ini telah melakukan upaya hukum dengan mendatangi Kepolisian Resor Jakarta Selatan, pada Senin (2/3/2020).

Ikhwan menjelaskan, kedatangan mereka ke sana untuk menanyakan tindak lanjut dari laporan polisi yang telah dibuat sebelumnya.

"Kita akan terus desak agar kasus ini jelas. Hasil pertemuan dengan penyidik, kasus ini sudah berjalan dan masuk tahap penyidikan," tutur Ikhwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com