Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Depok Pastikan Tak Akan Jual atau Bagi-bagi Masker untuk Umum

Kompas.com - 06/03/2020, 15:59 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris memastikan bahwa jajarannya tidak berencana melakukan aksi bagi-bagi masker maupun menjual masker dalam jumlah besar, meksipun stok barang yang satu ini semakin langka di Depok.

"Tidak ada. Kami sudah ada masker kemarin dari Pak Gubernur (Jawa Barat, Ridwan Kamil) ada 10.000 masker," kata Idris kepada wartawan di kantor Crisis Center Corona Balaikota Depok, Jumat (6/3/2020).

"Sepuluh ribu itu sudah kami bagikan ke puskesmas-puskesmas, ke klinik klinik pengobatan, dan beberapa rumah sakit secukupnya," ia menjelaskan.

Baca juga: Pemkot Minta Imigrasi Pantau Eskpatriat dan Warga Depok yang Baru dari Luar Negeri

Idris bersikeras menaati imbauan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto yang menyatakan bahwa orang sehat tak perlu mengenakan masker, kecuali orang sehat yang berkontak dengan orang sakit.

Maka, tak heran jika ia membagikan masker-masker hibah dari Pemprov Jawa Barat khusus di fasilitas kesehatan.

Namun, nyatanya ada pihak lain yang juga membutuhkan masker untuk beraktivitas, apalagi di Depok yang polusi udaranya cukup buruk.

Pun tak semua orang sakit mendekam di fasilitas kesehatan. Beberapa dari mereka tetap mesti beraktivitas, seperti putra Caca (42), warga Depok yang tak kebagian masker karena stok langka.

Baca juga: Asal Pakai Masker Justru Bisa Bikin Sakit, Ini Penjelasan Sudinkes Jakut

"Anak saya lagi sakit radang, flu malah jadi enggak dapat masker. Sudah sampai diperiksa ke dokter di RS Hermina, katanya pakai masker supaya enggak menular," kata Caca (42) ketika ditemui Kompas.com tengah mencari masker operasi di Ramayana Depok, Kamis (5/3/2020).

Anak Caca setiap hari pergi ke sekolahnya di Ragunan, Jakarta Timur dengan menempuh jarak jauh dari bilangan Tanah Baru di Depok dengan dibonceng menggunakan sepeda motor.

Caca sudah bersafari ke mana-mana mencari masker operasi, tetapi ludes. Terakhir, ia menemukan masker N95 di salah satu apotek besar di Depok.

"Ternyata harganya Rp 60.000 selembar. Awalnya saya kira bisa dipakai berkali-kali. Eh ternyata satu kali, saya harus keluarin duit berapa banyak?" ungkap dia.

Baca juga: Polemik Masker Pasar Jaya: Dari Rp 300.000 Jadi Rp 125.000, Kok Masih Mahal?

Dalam keadaan sakit dan mesti tetap mengikuti pelajaran sekolah, anak Caca kini mesti menghadapi debu-debu dan polusi udara pulang-pergi saban hari tanpa masker.

Itu belum juga mempertimbangkan kondisi teman-teman satu sekelasnya yang jadi ikutan rentan tertular penyakit.

"Jadi saya bilang, ya sudah, wallahualam, kalau teman-temannya pada kena flu, radang. Teman-temannya berdoa saja," ujar Caca.

Sementara itu, sebagai perbandingan, Pemprov DKI Jakarta pada Kamis (5/3/2020) kemarin resmi menjual masker secara umum melalui PD Pasar Jaya dengan banderol Rp 125.000 per boks.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com