TANGERANG, KOMPAS.com - Transportasi Air atau waterway di Sungai Cisadane Kota Tangerang ternyata bukan sebuah mimpi di siang bolong Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah.
Bisa jadi keinginannya untuk mengembalikan waterway di sungai yang membelah Kota Tangerang tersebut bisa terwujud.
Sebab waterway atau transportasi air di Cisadane sendiri bukannya belum pernah ada sama sekali, melainkan pernah terjadi.
Itu yang dikatakan salah seorang tokoh masyarakat asal Kali Pasir, Kota Tangerang, Felix Mulyawan kepada Kompas.com, Jumat (6/3/2020).
Baca juga: Perahu Waterway Kota Tangerang Akan seperti Perahu Jukung Sungai Musi
Sungai Cisadane dulunya memiliki pengaruh besar terhadap pembangunan di Batavia.
Bukan karena orang-orang yang berada di pinggir sungai merupakan pejabat besar Batavia, melainkan karena Cisadane pernah menjadi jalur transportasi logistik pembangunan ibu kota pada masa kolonial Belanda.
Felix Mulyawan bercerita bagaimana dulunya Cisadane menjadi jalur transportasi air hingga ke Batavia.
"Hasil pertanian, bambu semua diangkut untuk pembangunan di Jakarta saat itu Batavia, dulunya diangkut dengan getek atau rakit dibuat sedemikian rupa seperti menyerupai rakit, itu menjadi sarana transportasi," ujar dia saat ditemui Kompas.com di Tangerang, Jumat (6/3/2020).
Dahulu transportasi darat tidak sepopuler saat ini, getek yang difungsikan untuk mengangkut bambu ke Batavia juga jarang kembali, lantaran getek itu sendiri digunakan juga untuk pembangunan.
Baca juga: Kota Tangerang Bakal Buat Waterway, Sampah di Sungai Cisadane Masih Jadi Masalah
Felix mengatakan, pintu air yang saat ini berada di Taman Hutan Kota dulunya merupakan pintu gerbang getek yang akan berlayar ke Jakarta.
"Ada pintu air di depan Dinas Kesehatan yang sekarang namanya kali Mookevart, itu ada pintu air khusus lintasan getek," kata dia.
Anak dari salah satu tokoh pemain film "Si Pitung Benteng Betawi," itu mengungkapkan dulunya waterway di Kota Tangerang menjadi andalan pemerintahan Kolonial Belanda untuk mengangkut hasil tani dari Bogor dan sekitarnya.
Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengatakan, Pemkot Tangerang akan mewujudkan transportasi air umum atau waterway di sepanjang Sungai Cisadane pada triwulan ketiga 2020 ini.
"Di triwulan ketiga, waterway kami akan uji coba juga," kata dia saat ditemui Kompas.com di ruang kerjanya, di Kantor Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Kamis (16/1/2020).
Arief mengatakan, akan ada empat armada yang dioperasikan dalam masa uji coba.
Baca juga: Pemkot Tangerang Bangun 3 Dermaga untuk Waterway
Untuk rutenya, lanjut Arief, akan dimulai dari McDonald's Gading Serpong hingga ke Masjid Agung Tangerang Pasar Lama.
Rute tersebut diklaim Arief akan memudahkan masyarakat untuk beralih moda transportasi langsung dari dermaga menuju Stasiun Kereta Tangerang.
"Jadi kalau mau naik kereta bisa turun di Masjid Agung, jalan sedikit," kata dia.
Namun, Arief mengatakan bahwa konsep yang diusung untuk transportasi air tersebut masih dalam bentuk wisata air.
Secara bertahap, angkutan ini diharapkan akan berkembang menjadi transportasi umum massal di Kota Tangerang.
Namun rencana mengembalikan waterway di Kota Tangerang tidak semudah dulu. Saat ini Cisadane bak kubangan sampah raksasa yang terus mengalirkan sampah hingga mayat manusia.
Terhitung bulan Januari 2020 saja, Cisadane sudah menghanyutkan dua mayat manusia sekaligus.
Kedua mayat tersebut ditemukan 19 Januari dan 29 Januari 2020. Saking dikenalnya dengan sungai yang menghanyutkan mayat, banyak yang tak yakin mimpi Wali Kota Tangerang membuat transportasi wisata di Kota Tangerang bisa berhasil.
"Masa iya lagi wisata bukan malah lihat ikan tapi lihat mayat ngambang," kata Dewi, salah seorang warga Tangerang.
Baca juga: Program Waterway di Kota Tangerang, Dishub Kaji Rute yang Aman Dilalui
Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Dinas PUPR Kota Tangerang Agus Sumarna mengatakan, tumpukan sampah di Sungai Cisadane tidak main-main.
Menurut dia, pihaknya pernah mengeruk sampah di Cisadane dan ditampung hingga 15 truk sampah.
"Kalau lagi dijaga, ada kegiatan di kali Cisadane, itu bisa 15 truk," kata dia saat dihubungi Kompas.com.
Untuk itu, lanjut dia, saat ini Sungai Cisadane terus dilakukan pembersihan terutama untuk antisipasi musim hujan.
Agus mengatakan, Dinas PUPR Kota Tangerang menurunkan 20 orang setiap hari untuk membersihkan sungai yang membelah kota Tangerang tersebut.
Baca juga: Kota Tangerang Bakal Punya Waterway pada Triwulan Ketiga 2020
Jika diadakan satu kegiatan di Cisadane seperti Festival Cisadane dan beragam kegiatan lainnya, Dinas PUPR akan menambah personel untuk menjaga sungai tetap bersih.
Masalah sampah ini juga dikeluhkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Wahyudi Iskandar yang didapuk sebagai pelaksana teknis untuk terwujudnya waterway di Cisadane Kota Tangerang.
Menurut dia, masalah sampah saat ini bisa jadi hambatan realisasi program waterway.
"Sampah masih jadi masalah, karena banyak yang datang dari hulu," kata dia.
Demi mewujudkan transportasi air di Sungai Cisadane, Pemkot Tangerang sempat meminta agar pengelolaan sungai itu diserahkan ke mereka.
Adapun selama ini pengelolaan sungai tersebut dipegang oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Salah satunya masalah pengerukan sungai.
Arief berharap pengerukan sungai bisa diserahkan ke Pemkot Tangerang.
"Kami mengusulkan agar diberikan keleluasaan untuk pemerintah kota, khususnya kami, supaya juga bisa menanggulangi sungai-sungai atau danau yang mungkin menjadi aset provinsi atau kewenangan pusat," kata Arief.
Keseriusan Pemerintah Kota Tangerang untuk mengembalikan waterway di Cisadane juga terlihat dalam beberapa dermaga yang dibangun di pesisir-pesisir sungai.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Wahyudi Iskandar mengatakan saat ini Pemerintah Kota Tangerang sudah membangun lebih kurang tiga dermaga untuk waterway atau transportasi air di Kota Tangerang.
Lokasinya berada di Banksasuci Cimone, Jalan Perintis Kemerdekaan 1, dan di Jalan Kalipasir di belakang Masjid Agung Tangerang.
Selain tiga dermaga tersebut, Wahyudi mengatakan saat ini Dishub Kota Tangerang sudah memiliki dua kapal patroli yang bisa menjadi transportasi uji coba.
Baca juga: Cisadane Pernah Punya Angkutan Sungai yang Mengagumkan, Berjasa dalam Pembangunan Batavia
Ditambah, tahun ini akan ada pengadaan kapal untuk wisata yang akan digunakan untuk uji coba.
"Jadi totalnya ada empat kapal," kata dia.
Selain itu, persiapan Kota Tangerang untuk menguji coba Waterway dinilai sudah selesai.
Hanya ada beberapa rambu yang akan dibuat untuk navigasi dan peringatan keselamatan pengemudi kapal.
"Ketika area dangkal ada marka, ada petunjuk yang nanti mengarahkan angkutan air, sehingga pada operasional perhatikan rambu yang kita buat. Sebagai navigasi, juga petunjuk keselamatan," kata dia.
Begitu juga jenis dan desain perahu yang akan digunakan di Sungai Cisadane. Bentuk perahu yang akan digunakan sebagai transportasi air di wilayahnya kurang lebih seperti perahu jukung di Sungai Musi, Palembang.
Wahyudi menjelaskan, perahu model itu dipilih untuk meminimalisir efek ombak yang ditimbulkan ketika perahu sedang melintas di sungai.
Baca juga: Wali Kota Tangerang Minta Diberi Wewenang Ikut Kelola Sungai Cisadane
"Jadi tidak menggangu aktivitas warga yang sedang berada di sungai, juga di pinggir sungai," kata dia.
Perahu tersebut tidak akan membelah air. Bagian depan perahu, kata dia, dibuat datar melengkung ke atas, bukan lancip.
Ketinggian perahu paling tinggi dua meter dari permukaan air. Dengan ketinggian seperti itu, kata dia, perahu masih bisa melewati beberapa jembatan jalan yang memiliki batas ketinggian yang rendah.
Perahu yang akan memuat belasan orang penumpang ini akan dibuat pipih dan disesuaikan dengan perairan Sungai Cisadane, tempat perahu itu nanti dioperasikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.