Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Cawagub DKI dari PKS Dua Kali Akui dan Ingin Tiru Program Ahok

Kompas.com - 06/03/2020, 20:16 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua calon wakil gubernur DKI Jakarta yakni Ahmad Riza Patria dari Partai Gerindra dan Nurmansjah Lubis dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dihadirkan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk berdebat terkait strategi soal banjir ketika terpilih sebagai orang nomor dua di Jakarta.

Dalam pemaparan dan debat yang dilakukan, Nurmansjah kerap kali menyebut nama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok soal penanganan banjir di Ibu Kota.

Salah satunya saat Nurmansjah mengaku punya opsi mengatasi banjir, yakni dengan membangun tanggul cerucuk.

Dia mengatakan tanggul cerucuk merupakan cara mengatasi banjir di era Joko Widodo-Ahok. Cerucuk adalah cara mengatasi banjir dengan menancapkan material bambu ke tanah untuk membuat lubang sebagai jalan masuknya air.

Baca juga: Ditanya Solusi Banjir Saat Debat Cawagub, Nurmansjah: Pemprov DKI Jangan Keras Kepala

Nurmansjah mengatakan cara ini lumayan membantu untuk mengatasi banjir.

"Zaman Jokowi-Ahok itu ada namanya jadi semacam cerucuk yang dibuat sedemikian banyak. Contohnya di Antasari tuh, turunan Antasari. Di sana kan selalu air menggenang, kemudian dibuat cerucuk itu genangan langsung masuk kedalam," ucap Nurmansjah saat debat di kawasan Kebayoran, Jakarta Selatan, Jumat (6/3/2020).

Kemudian saat sesi pertanyaan, panelis memberikan pertanyaan terkait transparansi anggaran.

Dalam jawabannya, Nurmansjah lagi-lagi menyebut nama Ahok. Ia mengaku akan meniru gaya tegas Ahok dalam mengawasi anggaran.

"Jadi memang harus agak preman DKI itu, saya cocok dengan kepemimpinan Bang Ahok tuh," kata dia.

Bang Ancah (sapaan akrab Nurmansjah) pun mengungkapkan sistem anggaran yang dibuat pada era Ahok yaitu e-budgeting. Dia mengakui sistem itu memang efektif mengawasi kebocoran anggaran.

Baca juga: Fraksi PKS: Nurmansjah 12 Tahun Jadi Auditor, 10 Tahun Anggota Dewan, Pas dengan Anies

"Saya walaupun PKS pernah kerja dengan Bang Ahok kan, jadi memang harus sedemikan fight. Dulu awalnya kita e-budgeting kan itu bagus soal antikorupsi, kita usahain jangan ada aibon-aibon lagi," tambahnya.

Adapun pemilihan wagub rencananya akan digelar pada 23 Maret 2020 mendatang.

Tahapannya, sebelum melaksanakan pemilihan, kedua cawagub DKI Nurmansjah dan Riza harus memaparkan visi misi program kerja sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemprov DKI.

Kemudian akan ada sesi tanya jawab yang juga disebut uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test).

"Tanggal 23 (Maret) pas paripurna, itu dalam satu kesatuan, setelah tanya jawab visi misi, jawab, kemudian kita break. Persiapan untuk pemilihan," ucap Wakil Ketua Panlih Wagub, Basri Baco di Gedung DPRD DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com