Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Pedagang Susu Jahe Kukuh Tak Naikkan Harga di Tengah Wabah Virus Corona...

Kompas.com - 07/03/2020, 07:38 WIB
Vitorio Mantalean,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Arpan tak mengira bahwa harga komoditas jahe di Depok, Jawa Barat melejit saat ini.

"Memang makin hari harga jahe makin naik terus. Saya juga takutnya jahe jadi susah," kata Arpan kepada Kompas.com, Jumat (6/3/2020).

"Tapi saya komitmen tidak akan menaikkan harga susu jahe saya, yang penting lancar saja kalau saya," ia menambahkan.

Baca juga: Tak Naikkan Harga, Omzet Pengusaha Susu Jahe di Depok Ini Justru Melambung

Arpan adalah seorang bos susu jahe. Ia punya tiga gerobak yang semuanya "mangkal" di bilangan Sawangan, yakni di Balai Desa, Rawadenok, dan Sawangan Permai.

Di tengah melonjaknya harga jahe lantaran stoknya ludes diborong warga Depok yang panik akan isu virus corona, Arpan kukuh enggan menaikkan harga dagangan susu jahenya.

Susu jahe "AA", begitu merek dagangannya yang buka sejak pukul 17.00 itu tetap dibanderol Rp 6.000 per gelas.

Baca juga: Harga Tetap Normal, Susu Jahe Dagangan Arpan di Depok Ludes Dalam 4 Jam

Padahal, di Pasar Kemiri Muka, misalnya, lonjakan harga jahe tercatat cukup signifikan yaitu sekitar Rp 20.000 per kilogramnya.

Malah untung

Di atas kertas, mestinya omzet yang diperoleh Arpan bakal merosot. Ia sendiri mengakui, keuntungannya kini hanya 30 persen dari modal awal, berbanding 50 persen dari modal ketika isu virus corona belum merebak seperti saat ini.

Namun, omzet Arpan nyatanya malah melonjak.

"Betul-betul ada kenaikan omzet. Makanya saya percaya, kita berbisnis walaupun untung kecil, tapi kelipatannya bisa laku banyak sama saja," ujar Arpan.

"Saya tidak takut namanya rugi," ia menambahkan.

Baca juga: Laris di Tengah Isu Corona, Pedagang Susu Jahe di Depok Ini Ogah Naikkan Harga


Arpan ogah buka-bukaan soal nominal lonjakan omzetnya. Yang jelas, dagangan susu jahenya bisa laris hingga 3 kali lipat dari biasanya; dari sehari-hari laku 20 liter, kini ludes 60 liter per hari.

Semua karena ia tak ragu menetapkan harga normal untuk dagangannya -- sebuah daya pikat yang luar biasa bagi para pembeli, di tengah mahalnya harga jahe.

"Semenjak ada isu virus corona, saya kaget naiknya drastis. Saya bikin 40 liter, kemudian jam 21.00 sudah habis semua," kata Arpan.

Padahal, biasanya susu jahe itu masih sisa separuh ketika lapak tutup pukul 24.00. Tengah malam, anak-anak buah Arpan harus tutup dagangan, baik habis ataupun tidak.

"Melihat begitu jadinya saya tambah lagi makanya sekarang. Jadi 60 liter dan itu habis terus setiap hari. Alhamdulillah. Terasa banget sekarang trennya. Lebih cepat habis. Jauh!"

Komitmen

Arpan mengakui, awalnya memang cukup berat ia menghadapi lonjakan harga jahe yang begitu mendadak selama beberapa hari belakangan.

"Memang harga jahe naik drastis banget, bisa Rp 20.000 per kilogram naiknya. Kami kan memakai 3 jenis jahe, ada jahe merah, jahe gajah, jahe emprit, kami pakai semua. Semuanya naik, terutama jahe merah yang harganya tinggi banget," tutur Arpan.

Baca juga: Dagangan Susu Jahe Azzam Laris karena Dianggap Bisa Tangkal Corona

Setiap hari, untuk menjalankan bisnisnya itu, ia harus belanja jahe sebanyak 3 kilogram lebih. Jumlah itu setara dengan 60 liter atau 90 gelas susu jahe.

Sebelum tahu bahwa omzetnya justru akan melejit, Arpan berkomitmen tak akan menaikkan harga jual dagangannya. Sekali lagi: tetap Rp 6.000 segelas.

Padahal, sebetulnya ia punya kesempatan emas buat mendongkrak harga jual dagangannya barang Rp 1.000 atau Rp 2.000.

Kenaikan sebesar itu tentu tak berpengaruh banyak di tengah kepanikan massa yang menjadikan jahe sebagai primadona.

Baca juga: Harga Jahe Hingga Temulawak Naik, ini Respons Mendag

Dagangan Arpan, di atas kertas, tetap akam laris karena orang pun berbondong-bondong mencari minuman olahan jahe sejak isu virus corona merebak, guna memperkuat imunitas tubuh.

"Memang sih naik Rp 1.000 atau Rp 2.000 tetap orang akan nyari. Tapi memang saya sudah komitmen dari awal harga tetap segitu. Saya enggak apa -apa ambil untung sedikit," ungkap Arpan.

"Saya dalam berbisnis itu tidak pernah mau mengambil untung terlalu banyak. Orang nyari saja yang penting, agar jalan terus," ia menambahkan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Megapolitan
Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Megapolitan
Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Megapolitan
Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Megapolitan
Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com