JAKARTA, KOMPAS.com - Dua calon wakil gubernur (Cawagub) DKI Jakarta yakni Nurmasnsjah Lubis dari Fraksi Keadilan Sejahtera (PKS) dan Ahmad Riza Patria dari Partai Gerindra semakin mendekati waktu untuk dipilih sebagai orang nomor dua di ibu kota.
Untuk itu, keduanya ditantang membeberkan strategi-strategi yang akan dilakukan ketika tepilih nanti.
Salah satunya oleh Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menggelar debat 'Solusi Banjir Ala Wakil Gubernur', pada Jumat (6/3/2020) lalu.
Lalu, seperti apa solusi dari mereka?
Baca juga: Sandiaga Pesan Cawagub DKI Siap Terima Kritik, Jangan Baper
Agar banjir bisa ditanggulangi, Nurmansjah mengatakan pengerjaan proyek pengendalian banjir memang harus segera dirampungkan.
Menurut dia Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat memang sama-sama harus menanggulangi banjir.
Untuk Pempus salah satunya segera menyelesaikan pengerjaan Waduk Ciawi. Sedangkan Pemprov DKI segera membantu pengerjaan normalisasi yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Ia pun meminta Pemprov DKI Jakarta tak keras kepala dan bisa bekerja sama dengan baik bersama Pempus.
"Kita sebagai Pemerintah Provinsi DKI jangan keras kepala, harus win-win solution. Misal Pak Bas (Menteri PUPR) minta normalisasi oke yaa kita cepet lahan segera dibebaskan. Ini kan win-win solution, lahan bebas, (normalisasi) bangun. Antara naturaliasi normalisasi enggak masalah kita kawinin saja," ucap Ancah.
Baca juga: Ketika Cawagub DKI dari PKS Dua Kali Akui dan Ingin Tiru Program Ahok
Selain itu, untuk menanggulangi banjir agar cepat surut adalah membuat cerucuk atau semacam bambu yang ditancapkan di tanah untuk membuat lubang tempat jalan masuknya air.
Ia menuturkan strategi ini sempat diterapkan di zaman Gubernur Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Zaman Jokowi Ahok itu ada namanya jadi semacam cerucuk yang dibuat sedemikian banyak. Contohnya di Antasari tuh, turunan Antasari. Di sana kan selalu air menggenang, kemudian dibuat cerucuk itu genangan langsung masuk ke dalam," tuturnya.
Ia mengungkapkan bahwa anggaran banjir DKI senilai Rp1,5 triliun tidak cukup untuk menangani banjir.
"Duit kita buang saja buat pengendalian banjir. Kalau sekarang sedikit Rp1,5 triliun buat apa? Enggak cukup! Daripada kita dibully udah, banyakin aja duit (anggarannya) selesai," kata dia.
Baca juga: Penuhi Syarat Cawagub, Riza Patria Mengaku Sudah Ajukan Pengunduran Diri dari DPR RI
Nurmansyah mengatakan kunci dari anggaran harus benar-benar sampai ke masing-masing wilayah. Ia mencontohkan anggaran penambahan Rp1 triliun dan dibagi per suku dinas sekitar Rp150 miliar untuk menangani banjir.