Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Tak Ingin Bicara soal Kerugian Bandara Dampak Virus Corona

Kompas.com - 11/03/2020, 14:38 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Menteri BUMN Erick Thohir mengaku tidak ingin menilai kerugian pengelolaan bandara khususnya Bandara Soekarno-Hatta, Banten, dampak merebaknya virus Corona.

"Saat ini kita bukan bicara rugi untung," ujar Erick saat ditemui di Terminal 3 Kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (11/3/2020).

Saat ini, lanjut Erick, BUMN pengelola bandara di Indonesia lebih berpikir kepada tindakan antisipasi penularan virus Corona.

"Ini harus jadi prioritas termasuk tadi ketika ada pandemik seperti ini, kita tidak bisa bicara untung rugi selama kita antisipasi," kata dia.

Baca juga: Anies: Formula E Berisiko Terlalu Besar bila Dihadiri Wisatawan dari Negara Terjangkit Corona

Erick mengatakan, kerugian menjadi risiko saat keadaan darurat seperti wabah Corona yang begitu cepat menyebar.

Hal tersebut, kata dia, bisa dianggap wajar karena keadaan memang tidak bisa dihindari.

"Kalau kerugian itu secara kebijakan sudah selayaknya nggak apa-apa, itu suatu pertanggungjawaban yang kita harus siap," kata dia.

Erick meninjau beragam usaha dari Bandara Soekarno-Hatta untuk melihat pengawasan penyebaran virus Corona di Terminal 3 Kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta.

Baca juga: PSI: Langkah Gubernur Anies Tepat Tunda Formula E karena Virus Corona

Menurut dia, langkah Komunitas Bandara Soekarno-Hatta baik dari Angkasa Pura II, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno Hatta dan stakeholder lainnya sudah berjalan baik.

"Alatnya juga sudah disiapkan, itu yang penting bukannya kita percaya dan tidak percaya (penanganan virus), tapi kita harus siap dan memastikan layanan kepada rakyat bisa semaksimal mungkin," tutur Erick.

Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengakui adanya penurunan penerbangan Internasional setelah isu Corona merebak.

"Memang ada penurunan di penerbangan Internasional," kata dia.

Setidaknya, lanjut Awaluddin, ada 735 penerbangan yang dibatalkan pada Februari 2020 dan didominasi oleh penerbangan Internasional.

Baca juga: Jakpro: Penundaan Formula E di Jakarta Demi Keselamatan Masyarakat Terkait Corona

Awaluding mengatakan, salah satu faktor pembatalan penerbangan tersebut adalah penutupan penerbangan dari dan menuju China pada 5 Februari lalu.

"Kita ketahui pada Februari lalu dilakukan penundaan dari dan ke China. Ada beberapa maskapai yang ada di situ," kata dia.

Namun demikian, lanjut Awaluddin, penurunan jumlah penerbangan Internasional tidak memengaruhi banyak pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.

Awal mengatakan, porsi penerbangan internasional di Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 25 persen memang turun. Namun, 75 persen penerbangan domestik bisa tumbuh.

Tumbuhnya penerbangan domestik tersebut, kata dia, menutup kerugian dari berkurangnya penerbangan dari rute Internasional.

"Jadi (penerbangan domestik) bisa menutup yang Internasional, yang hanya 25 persen," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Megapolitan
Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Megapolitan
Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com