TANGERANG, KOMPAS.com - Virus corona yang kian menyebar luas di Indonesia memiliki dampak besar di sektor ekonomi khususnya penerbangan.
Satu di antaranya adalah dampak kerugian yang dialami Angkasa Pura I yang diprediksi mencapai Rp 270 miliar akibat virus corona dan lesunya pergerakan penumpang di bandara yang dikelola.
Begitu juga dengan Angkasa Pura II sebagai pengelola 19 bandar udara di Indonesia.
Pertumbuhan pendapatan nol persen di sektor aero, pembatalan 735 penerbangan hingga pertumbuhan pergerakan penumpang minus satu persen membuat manajemen Angkasa Pura II harus banyak memutar otak, untuk mempertahankan agar setidaknya angka-angka yang tidak bertumbuh ke arah positif itu tidak berlanjut ke arah negatif.
Baca juga: Imbas Corona, Penumpang di 19 Bandara Angkasa Pura II Turun 1 Persen
Di sisi lain, Angkasa Pura II masih memiliki pendapatan di sektor non aero yang begitu kuat.
Tidak hanya dari sisi pendapatan, jumlah pergerakan pesawat yang bertolakbelakang dengan pergerakan penumpang memberikan harapan bandara yang dikelola Angkasa Pura II itu mampu bertahan dalam masa-masa sulit melawan corona.
Berikut sederet fakta, perang Angkasa Pura melawan dampak virus corona.
Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan setidaknya ada 735 penerbangan yang dibatalkan pada Februari 2020 dan didominasi oleh penerbangan Internasional.
Awaluddin mengatakan, salah satu faktor pembatalan penerbangan tersebut adalah penutupan penerbangan dari dan menuju China pada 5 Februari lalu.
Baca juga: Angkasa Pura II Siapkan Jalur Khusus di Bandara Kedatangan Internasional
"Kita ketahui pada Februari lalu dilakukan penundaan dari dan ke China. Ada beberapa maskapai yang ada di situ," kata dia saat ditemui Kompas.com di Gedung 600 Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (12/3/2020).
Namun, lanjut Awaluddin, penurunan jumlah penerbangan Internasional tidak memengaruhi banyak pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.
Awal mengatakan, porsi penerbangan internasional di Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 25 persen memang turun. Namun, 75 persen penerbangan domestik bisa tumbuh.
Tumbuhnya penerbangan domestik tersebut, kata dia, menutup kerugian dari berkurangnya penerbangan dari rute Internasional.
"Jadi (penerbangan domestik) bisa menutup yang Internasional, yang hanya 25 persen," kata dia.
Baca juga: Erick Thohir Tak Ingin Bicara soal Kerugian Bandara Dampak Virus Corona
Begitu juga dengan pergerakan penumpang di 19 bandara yang mengalami penurunan akibat dampak virus corona.