Pada triwulan pertama tahun 2020 sendiri, penurunan penumpang terlihat dari akumulasi 19 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II berbanding dengan triwulan pertama tahun 2019.
"Bisa dilihat turun di angka -1 persen," kata dia.
Semula jumlah penumpang dari Januari sampai dengan 9 Maret 2019 sebanyak 22.664.180 penumpang turun di tahun 2020 menjadi 22.549.246 penumpang.
Namun, lanjut Awaluddin, penurunan jumlah penumpang berbanding terbalik dengan jumlah penerbangan di 19 Bandara Angkasa Pura II.
Baca juga: Pendapatan Sektor Penerbangan Lesu Imbas Corona, AP II Garap Bisnis Non Aero
"Jika dilihat jumlah pergerakan penerbangan, kita justru naik," kata dia.
Hal tersebut berpengaruh pada pendapatan Angkasa Pura II yang tidak minus tapi tetap terganggu di bisnis sektor utama yakni sektor aero.
Saat ini sumber pendapatan utama Angkasa Pura II dari sektor utama tidak bertumbuh sama sekali yakni di angka nol persen.
Pendapatan dari sektor penerbangan sendiri, lanjut Awaluddin, dari Januari-Februari 2019 berada di angka Rp 903,6 miliar.
Sedangkan pada Januari-Februari 2020 pendapat Angkasa Pura II dari sektor aero hanya naik sedikit di angka Rp 905,7 miliar.
Baca juga: Jumlah Penerbangan di Soekarno-Hatta Tumbuh 8 Persen di Tengah Wabah Virus Corona
"Enggak sampai 1 persen," kata dia.
Untuk mengantisipasi agar tak semakin terperosok, Muhammad Awaluddin mengatakan akan mengembangkan sektor non penerbangan atau nonaero.
Sektor nonpenerbangan atau nonaero itu seperti land banking, rental space, tenant retail, hingga food and bavarage.
"Kita berupaya menambah revenue streams (sumber pendapatan) nonaero kita," kata dia.
Sedangkan untuk sektor nonaero, Awaluddin mengatakan pertumbuhan Januari-Februari dari tahun lalu cukup meyakinkan.
Pada Januari-Februari 2019 lalu sumber pendapatan Angkasa Pura II dari sektor Non Aero sebesar Rp 574,6 miliar.