Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Angkasa Pura II Bertahan dari Dampak Virus Corona

Kompas.com - 12/03/2020, 07:47 WIB
Singgih Wiryono,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Virus corona yang kian menyebar luas di Indonesia memiliki dampak besar di sektor ekonomi khususnya penerbangan.

Satu di antaranya adalah dampak kerugian yang dialami Angkasa Pura I yang diprediksi mencapai Rp 270 miliar akibat virus corona dan lesunya pergerakan penumpang di bandara yang dikelola.

Begitu juga dengan Angkasa Pura II sebagai pengelola 19 bandar udara di Indonesia.

Pertumbuhan pendapatan nol persen di sektor aero, pembatalan 735 penerbangan hingga pertumbuhan pergerakan penumpang minus satu persen membuat manajemen Angkasa Pura II harus banyak memutar otak, untuk mempertahankan agar setidaknya angka-angka yang tidak bertumbuh ke arah positif itu tidak berlanjut ke arah negatif.

Baca juga: Imbas Corona, Penumpang di 19 Bandara Angkasa Pura II Turun 1 Persen

Di sisi lain, Angkasa Pura II masih memiliki pendapatan di sektor non aero yang begitu kuat.

Tidak hanya dari sisi pendapatan, jumlah pergerakan pesawat yang bertolakbelakang dengan pergerakan penumpang memberikan harapan bandara yang dikelola Angkasa Pura II itu mampu bertahan dalam masa-masa sulit melawan corona.

Berikut sederet fakta, perang Angkasa Pura melawan dampak virus corona.

735 penerbangan dibatalkan

Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan setidaknya ada 735 penerbangan yang dibatalkan pada Februari 2020 dan didominasi oleh penerbangan Internasional.

Awaluddin mengatakan, salah satu faktor pembatalan penerbangan tersebut adalah penutupan penerbangan dari dan menuju China pada 5 Februari lalu.

Baca juga: Angkasa Pura II Siapkan Jalur Khusus di Bandara Kedatangan Internasional

"Kita ketahui pada Februari lalu dilakukan penundaan dari dan ke China. Ada beberapa maskapai yang ada di situ," kata dia saat ditemui Kompas.com di Gedung 600 Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (12/3/2020).

Namun, lanjut Awaluddin, penurunan jumlah penerbangan Internasional tidak memengaruhi banyak pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.

Awal mengatakan, porsi penerbangan internasional di Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 25 persen memang turun. Namun, 75 persen penerbangan domestik bisa tumbuh.

Tumbuhnya penerbangan domestik tersebut, kata dia, menutup kerugian dari berkurangnya penerbangan dari rute Internasional.

"Jadi (penerbangan domestik) bisa menutup yang Internasional, yang hanya 25 persen," kata dia.

Baca juga: Erick Thohir Tak Ingin Bicara soal Kerugian Bandara Dampak Virus Corona

Pertumbuhan penumpang minus 1 persen

Begitu juga dengan pergerakan penumpang di 19 bandara yang mengalami penurunan akibat dampak virus corona.

Pada triwulan pertama tahun 2020 sendiri, penurunan penumpang terlihat dari akumulasi 19 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II berbanding dengan triwulan pertama tahun 2019.

"Bisa dilihat turun di angka -1 persen," kata dia.

Semula jumlah penumpang dari Januari sampai dengan 9 Maret 2019 sebanyak 22.664.180 penumpang turun di tahun 2020 menjadi 22.549.246 penumpang.

Namun, lanjut Awaluddin, penurunan jumlah penumpang berbanding terbalik dengan jumlah penerbangan di 19 Bandara Angkasa Pura II.

Baca juga: Pendapatan Sektor Penerbangan Lesu Imbas Corona, AP II Garap Bisnis Non Aero

"Jika dilihat jumlah pergerakan penerbangan, kita justru naik," kata dia.

Pendapatan yang stagnan

Hal tersebut berpengaruh pada pendapatan Angkasa Pura II yang tidak minus tapi tetap terganggu di bisnis sektor utama yakni sektor aero.

Saat ini sumber pendapatan utama Angkasa Pura II dari sektor utama tidak bertumbuh sama sekali yakni di angka nol persen.

Pendapatan dari sektor penerbangan sendiri, lanjut Awaluddin, dari Januari-Februari 2019 berada di angka Rp 903,6 miliar.

Sedangkan pada Januari-Februari 2020 pendapat Angkasa Pura II dari sektor aero hanya naik sedikit di angka Rp 905,7 miliar.

Baca juga: Jumlah Penerbangan di Soekarno-Hatta Tumbuh 8 Persen di Tengah Wabah Virus Corona

"Enggak sampai 1 persen," kata dia.

Dongkrak angka pertumbuhan di sektor nonaero

Untuk mengantisipasi agar tak semakin terperosok, Muhammad Awaluddin mengatakan akan mengembangkan sektor non penerbangan atau nonaero.

Sektor nonpenerbangan atau nonaero itu seperti land banking, rental space, tenant retail, hingga food and bavarage.

"Kita berupaya menambah revenue streams (sumber pendapatan) nonaero kita," kata dia.

Sedangkan untuk sektor nonaero, Awaluddin mengatakan pertumbuhan Januari-Februari dari tahun lalu cukup meyakinkan.

Pada Januari-Februari 2019 lalu sumber pendapatan Angkasa Pura II dari sektor Non Aero sebesar Rp 574,6 miliar.

Sedangkan tahun 2020 dengan periode yang sama Angkasa Pura II mendapatkan pendapatan dari Rp 936,6 miliar.

Baca juga: Penerbangan 3 Negara Dibatasi Imbas Corona, AP II Prediksi Penurunan Penumpang 9 Persen

"Untuk nonaero tumbuh sebesar 63 persen," kata dia.

Pertumbuhan yang meyakinkan dari sektor non aero tersebut mendongkrak jauh sebanyak 25 persen pendapatan Angkasa Pura II dari keseluruhan sektor.

Pada periode Januari-Februari Angkasa Pura II berhasil mengumpulkan revenue streams sebesar Rp 1,842 triliun yang jauh di atas tahun sebelumnya yang hanya Rp 1,478 triliun.

Itulah sebabnya, lanjut Awaluddin, salah satu antisipasi dampak panjang dari virus Corona dengan memperkuat sektor non aero.

"Misalnya land banking, rental space, tenant retail F&B dan resto dan lain sebagainya termasuk bisnis organik kita," kata dia.

Pergerakan pesawat yang positif

Awaluddin juga mengatakan angka pertumbuhan yang baik juga bisa dilihat dari pergerakan pesawat yang cukup jauh berbeda dari pergerakan penumpang.

Dia menjelaskan kenaikan jumlah pergerakan penerbangan justru naik mencapai 9 persen untuk akumulasi 19 Bandara Angkasa Pura II.

Pada triwulan pertama tahun 2019 terdapat 186.084 pergerakan pesawat kemudian meningkat menjadi 203.064 pergerakan pesawat di tahun 2020 pada periode yang sama.

Baca juga: Sejumlah Fakta tentang Sindikat Jual-Beli BPKB Tanpa Kendaraan di Bandara Soekarno-Hatta

"Jadi fasilitas penerbangan sebenarnya tumbuh, hanya saja penumpang memang turun," kata Awaluddin.

Awaluddin menjelaskan, upaya untuk menaikkan jumlah penumpang Angkasa Pura II mengandalkan beragam insentif yang diberikan pemerintah pusat untuk meningkatkan kunjungan wisatawan domestik melalui jalur penerbangan.

"Kami tunggu kebijakan pemerintah memberikan insentif penumpang untuk mengisi slot pariwisata domestik, jadi yang minus 1 persen ini bisa kita dorong dari para travelers," kata dia.

Selain itu, Awaluddin berharap isu wabah corona segera berakhir dan bisa memberikan pertumbuhan yang baik untuk industri transportasi udara di Indonesia.

"Kita berharap virus corona ini segera berakhir agar bisa lebih positif tidak hanya untuk AP2 tetapi bagi industri transportasi udara secara nasional ini," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com