Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER JABODETBEK] Kuburan Depok Jadi Tempat Dangdutan | Pengunjung MKG Buang Janin

Kompas.com - 13/03/2020, 09:02 WIB
Sabrina Asril

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah area perkuburan di Jalan Swadaya, Pancoran Mas, Depok, mendadak viral di sosial media. Gara-garanya, di tempat itu kerap kali digunakan sebagai area dangdutan hingga tengah malam.

Warga dan petugas pun terganggu dengan ulah oknum itu. Teguran pun sempat dilayangkan, namun tak digubris.

Peristiwa dangdutan di kuburan ini menjadi berita paling populer di Megapolitan Kompas.com sepanjang kemarin, Kamis (12/3/2020).

Baca juga: Ketika Kuburan di Depok Seenaknya Dijadikan Tempat Dangdutan, Protes Warga Pun Tak Mempan

Selain berita itu, ada pula peristiwa pembuangan janin di Mall Kelapa Gading hingga kabar gembira kesembuhan tiga orang pasien RSUP Persahabatan.

Berikutan rangkuman berita terpopuler sepanjang kemarin:

1. Kuburan di Depok jadi tempat dangdutan

Video viral di media sosial menampilkan pekuburan di Jalan Swadaya, Pancoranmas, Depok, Jawa Barat, dipakai sebagai tempat hiburan dangdut.

Dalam video yang diunggah akun Instagram @depok24jam, video dangdutan di kuburan itu direkam pada Minggu (8/3/2020).

Pengirim video tersebut merasa terganggu karena di pekuburan tersebut orangtuanya dimakamkan.

Ditemui wartawan pada Kamis (12/3/2020), Fuad, penjaga pekuburan, tersebut tak menampik kabar itu.

Namun, ia meluruskan bahwa pergelaran dangdut itu bukan di tengah area pekuburan, melainkan di pinggir.

"Dangdut seminggu sekali, ya, kalau enggak ya dua minggu sekalilah," kata dia di tepi lokasi perkuburan, Kamis.

Fuad berujar, dangdutan yang digelar warga sekitar acap kali jalan terus hingga dini hari. Padahal, mereka bernyanyi-nyanyi sejak sore hari.

Baca juga: Pekuburan di Depok Dipakai Dangdutan, Penjaga Makam: Sudah Sering Ditegur

"Dari sore sampai jam 01.00. Siang mah enggak ada. Mulai setelah asar (petang), dah. Sepuasnya dia saja," kata Fuad.

Ia mengklaim bahwa warga sekitar, termasuk ketua RT dan dirinya sendiri, beberapa kali sudah menegur orang-orang itu. Namun, teguran itu tak digubris.

Mereka tetap menggelar dangdutan di pinggir kuburan.

"Kita anggap orang-orang gila saja semuanya, enggak usah ditanya-tanya. Jawabnya kadang juga yang tidak-tidak. Saya sudah beberapa kali menegur, tetap," tutup dia.

Baca selengkapnya di sini.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bersama Juru Bicara pemerintah untuk penanganan corona Achmad Yurianto serta jajaran direksi RSUP Persahabatan kepada awak media di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2020).KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bersama Juru Bicara pemerintah untuk penanganan corona Achmad Yurianto serta jajaran direksi RSUP Persahabatan kepada awak media di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2020).

2. Pasien sembuh dari corona bertambah

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, mengumumkan bahwa terdapat tiga pasien positif Covid-19 yang sembuh dan sudah diperbolehkan pulang.

Ketiga pasien itu sebelumnya dirawat di RSUP Persahabatan dan disebut sebagai pasien kasus 06, 14, dan 19.

Dengan begitu, maka pasien positif Covid-19 yang sembuh bertambah satu orang di rumah sakit itu.

Sebelumnya, pasien kasus 6 dan 14 telah lebih dahulu dinyatakan negatif dan sembuh.

Baca juga: Pemerintah Diminta Lebih Terbuka Umumkan Potensi Persebaran Virus Corona

"Ada tiga pasien yang secara teknis sudah membaik, tidak ada keluhan sama sekali. Secara laboratorium, dua kali kita melakukan pemeriksaan, hasilnya negatif," kata Yuri di RSUP Persahabatan, Kamis (12/3/2020).

Maka, diputuskan bahwa ketiga pasien itu dinyatakan sembuh dan tidak membutuhkan lagi perawatan.

Adapun ketiga pasien ini, yakni kasus 6 berjenis kelamin laki-laki usia 39 tahun, kasus 14 berjenis kelamin laki-laki usia 50 tahun, dan kasus 19 berjenis kelamin laki-laki usia 49 tahun.

Baca juga: Sebaran Virus Corona dan Upaya DKI Petakan Potensi Penularan di KRL

Sementara itu, ada dua pasien pula di RSPI Sulianti Saroso yang juga sudah negatif corona.

Namun, pihak rumah sakit belum memulangkan pasien 03 dan pasien 10 itu karena masih menunggu salinan hasil uji laboratorium kedua.

Baca selengkapnya di sini.

 

3. Pengunjung buang janin di toilet MKG

Sebuah video rekaman CCTV yang memperlihatkan seorang perempuan membuang janin bayi di kloset sebuah mal di Kelapa Gading, Jakarta Utara, beredar di media sosial.

Keterangan dalam video yang diunggah di akun Instagram @westjurnalpalma disebutkan, perempuan itu membuang janin di kloset kamar mandi wanita Gedung Parkir 2 Mal Kelapa Gading.

Perempuan dalam video itu menggunakan baju kuning berlengan dan celana hitam.

Kapolsek Kelapa Gading Kompol Ranggo Siregar membenarkan adanya peristiwa tersebut. Ia mengatakan, pembuangan janin itu terjadi pada Selasa (10/3/2020) pukul 20.05 WIB.

"Pertama ketahuannya, saksi bernama Ayu Wulandari sedang bersih-bersih toilet khusus perempuan. Saksi melihat janin yang berada di dalam kloset," kata Ranggo, Kamis.

Ayu yang bekerja sebagai cleaning service mal itu kemudian menyampaikan penemuan janis tersebut ke petugas cleaning service lainnya bernama Agus Rianto dan Irfan.

Agus dan Irfan lalu melaporkan hal itu ke Polsek Kelapa Gading.

Baca selengkapnya di sini.

4. Virus corona banyak terjadi di permukiman tak kumuh

Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman DKI Jakarta Suharti mengatakan, kasus pasien positif terinfeksi virus corona tipe 2 yang menyebabkan Covid-19 banyak terjadi di permukiman tidak kumuh.

"Kami temukan untuk saat ini, mudah-mudahan tidak terjadi sebaliknya, bahwa masih banyak terjadi di permukiman yang bukan permukiman kumuh," ujar Suharti di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Pemprov DKI Jakarta, kata Suharti, ingin mencegah penularan virus corona agar tidak meluas.

Pemprov DKI tidak ingin virus corona menyebar ke permukiman padat penduduk dan kumuh.

"Akan lebih bahaya kalau masuk ke wilayah padat penduduk karena sirkulasi udara yang tidak bagus, penduduk dalam kondisi rumah yang tidak baik, tidak punya fasilitas di rumah untuk melakukan self karantina, dan sebagainya," kata dia.

Suharti berujar, sebaran virus corona saat ini terjadi di Depok, Jawa Barat, dan Kemang, Jakarta Selatan.

Baca selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com