JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo pertama kali mengumumkan pasien positif Covid-19, yakni pada Senin (2/3/2020) lalu.
Hingga Sabtu (14/3/2020), pemerintah mengumumkan bahwa pasien positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 96 orang.
Mewabahnya Covid-19 di Indonesia menimbulkan kepanikan masyarakat. Kepanikan semakin menjalar ketika jumlah pasien positif bertambah.
Baca juga: Pemkot Bekasi Juga Liburkan Sekolah hingga 31 Maret Cegah Penyebaran Corona
Harga masker dan hand sanitizer yang melonjak juga menambah kepanikan warga.
Kepanikan terlihat saat sejumlah pasar swalayan diserbu warga untuk memburu bahan-bahan kebutuhan pokok.
Jika masyarakat secara umum panik dan khawatir dengan mewabahnya virus corona, lantas, bagaiamana dengan perawat yang menangani pasien positif Covid-19?
Apakah para perawat itu juga takut dan khawatir dengan dirinya?
Wita Tamala merupakan salah satu perawat yang menangani pasien positif covid-19 RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.
Hingga Jumat (13/3/2020), terdapat 16 pasien yang diisolasi di RSUP Persahabatan.
Lima di antaranya pasien positif Covid-19 dan 11 lainnya pasien dalam pengawasan (PDP).
Wita yang sudah lima tahun menjadi perawat ini mengaku telah satu tahun menangani pasien yang diisolasi.
Saat Covid-19 mewabah di Indonesia, dia pun bertugas merawat para pasien positif di ruang isolasi.
Ada rasa takut dan khawatir dalam diri Wita ketika merawat pasien tersebut.
Namun, rasa takut itu berubah jadi senang karena tugas mulia perawat yang menangani orang sakit.
"Kalau dari saya sih teman-teman semua ada rasa takut tapi kembali lagi kita kan seorang perawat yang merawat pasien jadi semua itu kita lakukan dengan rasa senang dan tenang," kata Wita di RSUP Persahabatan, Jumat.