Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akui Tak Semua Warga yang Periksa Corona Jalani Tes Swab

Kompas.com - 16/03/2020, 20:43 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan tak semua orang yang melakukan tes corona akan mendapat tes swab atau pengambilan sampel pada saluran napas. 

Pria yang biasa disapa Yuri ini menyampaikan bahwa dokter yang akan menentukan perlu tidaknya tes swab itu dilakukan.

Diketahui, tes swab bisa dilakukan di banyak rumah sakit. Namun, sampel yang diambil ini harus diteliti lembaga tertentu dalam waktu beberapa hari. 

Baca juga: Satu Malam Berkerumun di Ruang Isolasi RSUD Pasar Minggu...

Sehingga, tak semua warga yang memeriksakan dirinya ke rumah sakit akan menjalani prosedur pemeriksaan swab untuk mengecek corona.

"Di RS harus konsul dengan dokter, maka dokter nanti akan menenetukan," kata Yuri di RSPI Sulianti Saroso, Senin (16/3/2020).

Yuri mengatakan pemeriksaan terkati virus corona tidak hanya dengan metode swab.

Sebelum tes swab, prosedur yang biasanya dilakukan warga yang ingin memeriksa dirinya terkait corona adalah tes darah dan rontgen paru-paru.

Namun, kedua tes ini sebenarnya bukan untuk mengetahui virus corona, melainkan untuk melihat adanya gejalan klinis dalam tubuh.

Baca juga: Pemprov DKI Beri Insentif Rp 215.000 Per Hari bagi Petugas Medis Corona

"Nanti dokter juga akan menanyakan selama ini kontak dengan siapa lagi. Itu bagian dari tracing yang sudah direncanakan," ucap Yuri.

Ia meminta kepada masyarakat untuk tidak panik dan terlalu terburu-buru dalam memeriksakan diri terkait virus corona.

Yuri berjanji semua akan dilayani dengan baik, asalkan tidak terburu-buru.

Yuri turut mengungkapkan ada penambahan 17 kasus positif baru pada Senin (16/3/2020) petang.

Baca juga: Mulai Besok, Anies Kembalikan Jam Operasional Transjakarta, MRT, LRT

Dengan demikian jumlahnya mencapai 134 kasus positif corona.

Peningkatan tertinggi ada pada provinsi DKI Jakarta. Per hari ini, jumlah kasus di Jakarta bertambah sebanyak 14 kasus.

"Spesimen yang kami terima kemarin, sampai siang tadi ada penambahan kasus sebanyak 17 kasus positif yang baru," ujar Yuri dalam jumpa pers di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (16/3/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com