JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia saat ini sedang berada di tengah wabah virus corona. Setidaknya sudah ada 134 pasien yang dinyatakan positif terpapar virus tersebut.
Bahkan sudah ada lima orang positif yang meninggal dunia akibat paparan virus dari Kota Wuhan, China, itu.
Namun, penyakit ini bukanlah penyakit yang tak bisa disembuhkan. Hal itu ditunjukkan oleh tiga kasus pertama di Indonesia.
Tiga perempuan ini berkesempatan menceritakan pengalaman mereka saat terpapar virus tersebut.
Baca juga: Sembuh dari Covid-19, Pasien 01 Terus Menangis Selama Diisolasi karena Identitasnya Terbongkar
"Saya selama diisolasi, selama seminggu saya nangis terus," ujar pasien Kasus 01 dalam konferensi pers di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (16/3/2020).
Namun, yang membuatnya menangis bukan karena dinyatakan positif penyakit yang baru ada di dunia ini.
Ia menangis karena tekanan batin setelah identitasnya terungkap sehingga informasi simpang siur tentang dirinya beredar.
Terlebih lagi, soal pemberitaan yang tak benar mengenai dirinya dan ibunya yang merupakan pasien Kasus 02.
"Saya tahu yang dibicarakan beberapa media dan orang yang menyebarkan mengenai saya dan ibu saya dan menyerang profesi kami sebagai penari, pegiat seni, dan pejuang budaya yang selama hidup kami sekeluarga selalu berbuat apa pun yang kami bisa untuk Indonesia dalam hal seni budaya" kata pasien Kasus 01.
Baca juga: Sembuh dari Covid-19, Kasus 02: Warga Depok Please Jangan Panik
Hal tersebut membuat kondisi psikis dari pasien Kasus 01 dan 02 menurun dan mungkin tak hanya dialami mereka, tetapi juga pasien lainnya.
Pasien Kasus 01 mengatakan, begitu namanya tersebar sebagai penderita Covid-19, ia langsung kebanjiran pesan di WhatsApp dan media sosial.
Mereka bertanya bagaimana gejala yang timbul saat terinfeksi virus tersebut. Namun, kata dia, apa yang terjadi pada dirinya membuat orang lain takut untuk memeriksakan diri.
Oleh karena itu, dia meminta semua pihak untuk menjaga privasi dan menghargai pasien yang terkena virus ini.
"Itu harus dijaga sekali. Orang luar jangan hakimi pasien positif Covid-19 dengan stigma negatif karena pasien akan jadi korban dua kali," ujar pasien Kasus 01 sambil menitikkan air mata.
Untungnya, mereka mendapatkan penanganan yang begitu baik oleh semua pihak di RSPI Sulianti Saroso. Hal itu diungkapkan oleh pasien Kasus 02.
Baca juga: Sembuh dari Covid-19, Pasien 01: Jangan Hakimi Kami, karena Pasien Jadi Korban Dua Kali