Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran Para Karyawan yang Tak Bisa Kerja dari Rumah di Tengah Wabah Corona

Kompas.com - 17/03/2020, 09:36 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan pemerintah untuk membatasi kegiatan di luar rumah dan bekerja di rumah karena mewabahnya virus corona tak diterapkan oleh semua perusahaan di Jakarta.

Masih ada sejumlah perusahaan yang belum menerapkan kebijakan pemerintah itu sehingga para karyawan terpaksa harus keluar rumah dan menggunakan layanan transportasi umum menuju kantor.

Salah satu karyawan sebuah perusahaan swasta di daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, bernama Khoiriyah (25) mengaku resah setiap berangkat ke kantor di tengah penyebaran virus corona ini.

Baca juga: Penumpang Lega, Bus Transjakarta Sepi dan Nyaman Pagi Ini

Khoiriyah selalu berangkat ke kantor menggunakan layanan transportasi moda raya terpadu (MRT).

Baginya, berangkat ke kantor merupakan kewajiban walaupun dia khawatir terinfeksi virus corona dari orang-orang yang juga turut naik transportasi umum MRT.

"Sudah pasti takut, resah, khawatir. Aku kalau naik MRT kan enggak pernah tahu siapa yang pernah kontak langsung dengan pasien (terinfeksi virus) corona atau pernah ke luar negeri. Tapi, kantor juga tidak memberikan (kebijakan) kerja di rumah," kata Khoiriyah saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/3/2020).

"Makanya aku pakai masker terus, walaupun enggak menghilangkan rasa takut sepenuhnya, setidaknya bisa mengantisipasi (terinfeksi virus corona)," lanjutnya.

Baca juga: Transjakarta Operasi Normal, Tak Ada Antrean di Halte Puri Beta Ciledug Pagi Ini

Khoiriyah juga selalu membawa hand sanitizer di tasnya untuk menjaga kebersihan tangannya.

Ketika dia merasa telah menyentuh benda-benda yang diduga terpapar virus corona, seperti kursi MRT atau tombol lift, maka dia akan membersihkan tangannya menggunakan hand sanitizer.

Menurut Khoiriyah, kondisi penumpang dalam gerbong MRT yang dia tumpangi hari ini tak membeludak seperti kemarin. Tak ada antrean juga untuk masuk ke dalam stasiun.

"Lega sih karena hari ini enggak antre. Kemarin kan sempat penuh tuh (penumpang MRT), jadi sampai antre ke luar stasiun. Kondisinya juga dekat banget (antar-penumpang yang antre), aku pun khawatir, makanya langsung pesan ojek online aja," ungkap Khoiriyah.

"Hari ini, penumpang lebih sepi dari kemarin, jadi kemungkinan kontak langsung juga sedikit," sambungnya.

Baca juga: Transjakarta Batasi Jumlah Penumpang Bus

Karyawan lainnya yang masih kerja di kantor adalah Dessy. Dia terpaksa harus mengubah kebiasaannya yang selalu berangkat ke kantor menggunakan layanan bus transjakarta.

Sejak pemberlakuan kebijakan pembatasan kegiatan di luar rumah, Dessy memilih menggunakan jasa ojek online untuk berangkat ke kantor di daerah Kramat Jaya, Jakarta Pusat.

Sementara itu, rumahnya berada di daerah Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com