"Kami akan buka posko (konsultasi) untuk bertanya (soal Covid-19). Tapi karena kami juga harus menjaga kondisi SDM yang ada di rumah sakit, maka kami tetapkan posko itu tidak 24 jam," kata Rita
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyoroti kurangnya fasilitas dan kemampuan di beberapa rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk tangani pasien Covid-19.
IDI menilai kurangnya fasilitas tersebut juga menjadi masalah pemerintah dalam menanggulangi penyebaran virus corona.
"Nah, problemnya memang dari awal kemampuan rumah sakit yang 131 untuk menampung perawatan Covid-19 dengan ruangan yang standar itu berapa kan belum ada," ucap Wakil Ketua Umum IDI, Muhammad Adib Khumaidi, saat dihubungi, Senin (16/3/2020).
Baca juga: Satu Warga Pondok Aren, Tangsel, Meninggal karena Virus Corona
Menurut Adib, rumah sakit yang sudah ditunjuk harus memenuhi fasilitas, yang di antaranya ruang isolasi, ICU, ruang perawatan, perlengkapan, dan standar ukuran ventilasi.
Jika beberapa rumah sakit yang ditunjuk ternyata tidak memenuhi standar pelayanan pasien Covid-19, maka hal tersebut juga akan berdampak pada pelayanan pasien.
Adib berharap, pemerintah bisa mendata ulang rumah sakit yang dianggap layak dari segi fasilitas sehingga dapat ditunjuk sebagai tempat rujukan resmi.
"Saya kira pemerintah harus menghitung kembali bahwa rumah sakit rujukan itu kemampuan dengan ruang isolasi standar, ruangan yang dengan perawatan ICU yang standar, dan alat proteksi diri dengan sarana prasarana yang standar itu harus ada datanya," ujarnya.
Selain mengkritisi kurangnya fasilitas di rumah sakit pemerintah, Adib juga menyarankan pembangunan rumah sakit khusus.
Baca juga: Kisah Dokter Rawat Pasien Covid-19, Resah dan Harus Patuh Perubahan Jadwal Kerja
Hal tersebut karena beberapa rumah sakit rujukan pemerintah untuk menangani pasien Covid-19 kurang memadai, mulai dari ruang isolasi yang melebihi kapasitas hingga ketersediaan alat proteksi diri yang juga minim.
"Kalau rumah sakitnya tidak mampu, pemerintah harus punya contigency planning untuk membuka rumah sakit khusus untuk perawatan (pasien Covid-19)," kata dia saat dihubungi.
Selain dapat membuat penanganan pasien Covid-19 lebih fokus, pasien di rumah sakit umum dengan penyakit ringan pun tidak akan bersinggungan dengan mereka yang sudah dinyatakan positif terjangkit virus SARS-CoV-2 itu.
Dengan dibuatnya rumah sakit khusus tersebut, dia yakin para tenaga medis bisa bekerja maksimal guna melakukan porses penyembuhan pasien pengidap virus corona.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.