Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSUD Pasar Minggu Hanya Punya 4 Ruang Isolasi, Buka Ruang Baru Disebut Tak Mudah

Kompas.com - 18/03/2020, 08:39 WIB
Walda Marison,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasudin Kesehatan Kota Jakarta Selatan, Muhammad Helmi mengatakan, RSUD Pasar Minggu di Jakarta Selatan hanya miliki empat ruang isolasi untuk menampung pasien yang diduga mengidap covid-19.

Ruang isolasi direncanakan akan ditambah jumlahnya mengingat semakin banyaknya pasien yang datang.

"Kalau enggak salah ada empat (ruangan). Kayaknya mau tambah lagi. Saya belum update lagi. Rasanya tambah terus kalau ada penambahan (pasien positif). Kalau teknisnya itu ada di direktur," kata Helmi, Selasa (17/3/2020) malam.

Baca juga: Satu Malam Berkerumun di Ruang Isolasi RSUD Pasar Minggu...

 

Namun, untuk menambah ruangan isolasi tidak semudah yang dibayangkan. Helmi mengatakan ada beberapa faktor yang harus dipenuhi sebelum membuat ruangan isolasi baru.

"Kalau kamar biasa langsung buka, seperti ruangan biasa. Tapi yang namanya kamar isolasi ada aturan-aturannya. Jadi tidak semudah kita membuka, mohon maaf, pengungsian gitu, langsung seadanya. Enggak bisa seperti itu," ujar dia.

Ada beberapa hal teknis yang harus disiapkan, yakni jalur evakuasi ruangan isolasi, fasilitas di ruangan tersebut, dan perlengkapan petugas yang melayani pasien di ruang isolasi itu.

Terlepas dari itu, dia yakin RSUD Pasar Minggu sudah melakukan persiapan yang terbaik untuk melayani pasien ODP (orang dalam pemantauan), PDP (pasien dalam pengawasan) maupun yang mengidap covid - 19.

"Kalau kesiapan secara teknis tentunya adanya pada direktur rumah sakit. Kalau dengan kami jalurnya koordinasi," kata dia.

Sebelumnya, IDI sempat menyoroti kurangnya fasilitas penunjang di rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk menangani pasien covid - 19, salah satunya soal fasilitas ruang isolasi.

IDI menilai kurangnya fasilitas tersebut juga menjadi masalah pemerintah dalam menanggulangi penyebaran covid-19 yang disebabkan virus corona tipe 2.

"Nah problemnya memang dari awal kemampuan rumah sakit yang 131 untuk menampung perawatan covid-19 dengan ruangan yang standar itu berapa, kan belum ada," ujar Wakil Ketua Umum IDI, Muhammad Adib Khumaidi, Senin lalu.

Baca juga: 4 Pasien di RSUD Pasar Minggu Dalam Pengawasan Terkait Virus Corona

Menurut Adib, rumah sakit yang sudah ditunjuk harus memenuhi fasilitas, di antaranya ruang isolasi, ICU, ruang perawatan, perlengkapan, dan standar ukuran ventilasi.

Jika beberapa rumah sakit yang ditunjuk ternyata tidak memenuhi standar pelayanan pasien covid-19, hal tersebut juga akan berdampak pada pelayanan pasien.

"Sehingga terkesan menurut saya beban itu akhirnya dibebankan ke rumah sakit rujukan dengan kemampuan yang kita belum ada datanya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com