Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat "Social Distancing", Sejumlah Masyarakat Keluhkan Penghasilan Menurun

Kompas.com - 18/03/2020, 22:55 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Editor

BEKASI, KOMPAS.com - Akibat wabah corona, sejumlah wilayah meliburkan sekolah selama dua pekan.

Sejumlah perusahaan juga meminta karyawannya untuk kerja dari rumah atau work from home (WFH) serta memberlakukan social distancing  atau jaga jarak.

Hal ini tentunya berdampak pada ekonomi masyarakat. Terutama mereka yang biasanya memanfaatkan keramaian untuk mengais rezeki.

Baca juga: PT MRT Jakarta Terapkan Social Distancing Bagi Penumpang di Stasiun dan Dalam Kereta

Fitri, satu di antara penjual minuman di Bekasi mengaku sejak social distancing dilakukan, ia mengalami penurunan omzet.

Penurunan omzet pun disebutnya lebih dari 50 persen akibat tak bisa berdagang di sekolah maupun acara besar.

"Terasa banget ya penurunan omzetnya. Biasanya dalam satu hari saya biasa dapat Rp 300.000, sekarang Rp 100.000 aja susahnya minta ampun," keluh Fitri sebagaimana dikutip TribunJakarta.com, Rabu (18/3/2020).

Barang dagangan yang bersifat setoran pun kerap membuatnya sering merugi alias nombok.

Agar mencapai target penjualan per hari, ia memberikan promo minuman bagi pembelinya.

"Makanya harus pintar cari solusi. Saya sering nombok dari pada dagangan enggak laku. Ya adalah nombok sedikit," lanjut dia.

Selain itu, menurunnya penghasilan juga dirasakan oleh pengemudi ojek online.

Seperti yang diungkapkan Saibih. Ia yang biasa ngebid Jakarta Timur-Bekasi Selatan menuturkan, sejak Senin (15/3/2020), akunnya sepi dan jarang berbunyi.

"Sepi. Sudah keliling dari pagi sampai siang aja yang naik bisa dihitung. Akun jarang bunyi, jadi kita keliling kayak habisin bensin aja," ujar dia.

Senada dengan Saibih, Desi yang juga pengemudi ojol pun mengutarakan hal serupa.

Ia lebih memilih mematikan akunnya sementara waktu akibat sejak pagi sampai siang hanya mendapatkan satu orderan saja.

Baca juga: KitaVSCorona, Begini Social Distancing Versi Layanan Grab Indonesia

"Iya benar memang sepi. Enggak ada anak sekolah emang berasa banget. Apalagi sejumlah kampus juga libur kan. Mau ke mal sepi. Ini aja baru dapat satu penumpang. Ya sudah saya matikan saja," ungkap Desi

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Akibat Social Distancing, Sejumlah Masyarakat Keluhkan Penghasilan Menurun.

***
Kompas.com menggalang dana untuk solidaritas terhadap kondisi minimnya alat pelindung diri dan keperluan lainnya di rumah sakit-rumah sakit di Indonesia terkait penanganan Covid-19. Mari tunjukkan solidaritas kita dan bantu rumah sakit-rumah sakit untuk memiliki perlengkapan memadai. Klik untuk donasi melalui Kitabisa di https://kitabisa.com/campaign/melawancoronavirus.

****

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian 'THR Lebaran' untuk Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian "THR Lebaran" untuk Warga Terdampak Bencana

Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Megapolitan
Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com