Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Didesak Beri Diskresi Kerahkan Dokter Muda sebagai Tim Medis Reaksi Cepat Covid-19

Kompas.com - 19/03/2020, 17:34 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog Universitas Indonesia, Imam Prasodjo mendesak Menteri Kesehatan (Menkes) RI Terawan Agus Putranto memberi diskresi secepatnya agar dokter-dokter muda bisa bertugas sebagai tim medis cepat tanggap Covid-19 di simpul kerumunan.

Hal ini berkaitan dengan usul Imam menghadirkan tim medis di simpul-simpul kerumunan semisal pasar tradisional yang jadi lokasi rentan penularan Covid-19.

Tim medis pasar yang terdiri dari dokter-dokter muda ini harus sigap menangani orang sakit yang diketahui lewat pemeriksaan kesehatan sebelum masuk pasar.

Baca juga: Dibanding Lockdown, Sterilisasi Block to Block Dianggap Lebih Cocok untuk Pasar Tradisional

"Lebih ideal lagi bila di lokasi pasar juga ada petugas khusus, sebut saja Tim Reaksi Cepat Test-Covid 19, yang siap untuk melakukan tes langsung terhadap orang yang terindikasi sakit itu," tutur Imam kepada Kompas.com, Kamis (18/3/2020).

"Tim medis ini, harusnya didampingi oleh dokter-dokter muda," lanjut dia.

Dokter-dokter muda yang baru lulus kuliah umumnya menjalani program ko-asisten sebagai pendamping dokter utama di rumah sakit.

Di sinilah, menurut Imam, Terawan harus memberikan diskresi, dengan mengganti masa magang itu jadi semacam praktik lapangan.

Sebab, faktanya, tenaga kesehatan di berbagai lini juga mulai kedodoran memerangi pandemi Covid-19 yang terus meluas dan tak ditopang fasilitas memadai.

Usulan ini, aku Imam, ia adopsi dari gagasan dokter-dokter senior Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Apabila Terawan berani menerapkan diskresi ini, selain membantu memperluas deteksi dini Covid-19 di simpul kerumunan, juga akan sedikit meredakan ketegangan antara IDI dan Terawan gara-gara kasus pelanggaran kode etik Terawan beberapa waktu lalu.

Imam menilai, redanya hubungan yang selama ini meruncing antara keduanya dapat pula berdampak masif untuk penanganan Covid-19 di Indonesia.

Baca juga: Dokter Muda FK UI Akan Dikerahkan Tangani Kasus Covid-19 Ringan

"Dalam kondisi darurat ini, Menkes harusnya bisa membuat diskresi agar mereka menjadi tim medis untuk penanganan ringan dan sangat mungkin dilatih mengambil spesimen," jelas Imam.

"Diskresi ini semua ada di tangan Menkes. Tahun 2019 ada sekitar 18 dokter muda, ditambah 11 ribu dokter muda tahun 2018. Harusnya anak-anak ko-as (ko-asisten) ini bisa jadi tulang punggung," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com