Terlebih lagi, di antara mereka yang hadir termasuk dalam kelompok paling rentan terinfeksi, yakni orang yang berusia lanjut (lansia) dan orang yang memiliki kondisi medis kronis, seperti memiliki penyakit jantung, diabetes, dan paru-paru.
Keluarga bertahan
Chaterine dan Rendri kemudian membawa keputusan mereka kepada keluarga masing-masing. Berbagai pertimbangan disampaikan.
Namun, keluarga keduanya tetap ingin pernikahan berjalan sesuai rencana. Keluarga meyakinkan bahwa Yang Kuasa akan melindungi.
"Sampai Senin malam, keputusan keluarga harus jalan. Saya sempat sempet down. Dalam hati sedih sebenarnya," ucapnya.
Dengan berat hati, keduanya ikut pada keputusan keluarga.
Technical meeting kemudian dilakukan, Selasa. Semua vendor yang hadir masih meyakinkan agar acara berjalan sesuai rencana.
Untuk pencegahan, akan disiapkan hand sanitizer di gedung.
Namun, ia menilai, banyak pihak hanya menyinggung soal keimanan, tapi tidak melihat realitas bagaimana penyebaran virus Corona yang sudah mengkhawatirkan, khususnya di Jakarta dan sekitarnya.
"Ini bukan masalah kita doang," ucapnya.
Keresahan dia dan pasangannya saat itu adalah pihak vendor tidak bersedia mengundur tanggal pernikahan.
Jika acara dibatalkan Sabtu ini, maka uang yang sudah disetor dianggap hangus.
Padahal saat itu, Chaterine hanya tinggal membayar sisa uang untuk katering. Selain itu, semuanya sudah lunas.
Hari ke hari, angka orang yang terinfeksi Covid-19 semakin melonjak. Pasien yang meninggal lebih banyak dibanding yang sembuh.
Akhirnya, Rabu (18/3/2020), pihak gedung menyampaikan bahwa warga sekitar menolak ada acara di dalam gedung untuk sementara waktu.