Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Calon Pengantin Batal Nikah di Menit Terakhir: Sedih, tapi Demi Kemanusiaan...

Kompas.com - 21/03/2020, 06:05 WIB
Sandro Gatra

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sedih, kecewa. Tapi ini masalah kita peduli sama orang lain, soal kemanusiaan. Jadi ini yang terbaik.

Begitu lah curhatan Sisca Chaterine (33), setelah rencana pernikahannya batal di tengah merebaknya Virus Corona di Indonesia.

Semua persiapan sekitar setahun sudah rampung. Namun, akhirnya keputusan pembatalan pernikahan diambil pada menit-menit terakhir.

Rencananya, Chaterine akan menikah dengan pasangannya Christ Rendri (33).

Baca juga: Dilema Pesta Adat Pernikahan Batak di Tengah Merebaknya Virus Corona

Sesuai jadwal, prosesi pernikahan secara agama akan dilakukan di Gereja HKBP Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (21/3/2020) pagi.

Setelah itu, mereka dan keluarga besar keduanya akan melanjutkan acara pesta adat Batak di salah satu gedung di Bekasi.

Sebanyak 700 undangan pesta adat dan 500 undangan nasional sudah disebar jauh-jauh hari.

Sisca Chaterine (kanan) dan pasangannya Christ Rendri (kiri)dokumentasi pribadi Sisca Chaterine (kanan) dan pasangannya Christ Rendri (kiri)

Sampai pekan lalu, semua masih sesuai rencana. Namun, Chaterine mulai bimbang ketika pihak Istana mengumumkan Menteri Budi Karya positif terinfeksi Virus Corona.

Setelah ditelusuri, salah satu rekan kerjanya pernah kontak langsung dengan Menhub. Sementara Chaterine sempat kontak langsung dengan rekannya tersebut. (Belakangan, ia baru mendapat kepastian negatif Corona)

"Aku langsung diskusi dengan pasangan," cerita dia.

Baca juga: Resepsi dan Adat Pernikahan Diminta Ditunda, Jangan Anggap Remeh Virus Corona

Dalam ketidakpastian saat itu apakah dia terinfeksi Covid-19 atau tidak, Chaterine dan pasangannya sepakat untuk menunda acara adat Batak. Mereka ingin semua keluarganya tetap sehat.

Perlu diketahui, acara adat Batak lazimnya melibatkan banyak orang. Bahkan, sampai ribuan orang.

Prosesi adat berjalan sejak siang dan biasanya berakhir pada petang, bahkan hingga malam.

Selama prosesi adat berlangsung, kontak fisik antarmanusia biasa terjadi. Bersalaman, duduk berdekatan, berbaris rapat ketika prosesi adat, dan lainnya. Social distancing tidak terjadi.

Tentu, kondisi tersebut rentan terjadi penyebaran virus Corona. Pasalnya, tidak bisa diketahui apakah ada orang yang membawa virus tersebut atau tidak.

Baca juga: Resepsi dan Adat Pernikahan Diminta Ditunda, Jangan Anggap Remeh Virus Corona

Terlebih lagi, di antara mereka yang hadir termasuk dalam kelompok paling rentan terinfeksi, yakni orang yang berusia lanjut (lansia) dan orang yang memiliki kondisi medis kronis, seperti memiliki penyakit jantung, diabetes, dan paru-paru.

Keluarga bertahan

Chaterine dan Rendri kemudian membawa keputusan mereka kepada keluarga masing-masing. Berbagai pertimbangan disampaikan.

Namun, keluarga keduanya tetap ingin pernikahan berjalan sesuai rencana. Keluarga meyakinkan bahwa Yang Kuasa akan melindungi.

"Sampai Senin malam, keputusan keluarga harus jalan. Saya sempat sempet down. Dalam hati sedih sebenarnya," ucapnya.

Dengan berat hati, keduanya ikut pada keputusan keluarga.

Technical meeting kemudian dilakukan, Selasa. Semua vendor yang hadir masih meyakinkan agar acara berjalan sesuai rencana.

Untuk pencegahan, akan disiapkan hand sanitizer di gedung.

Namun, ia menilai, banyak pihak hanya menyinggung soal keimanan, tapi tidak melihat realitas bagaimana penyebaran virus Corona yang sudah mengkhawatirkan, khususnya di Jakarta dan sekitarnya.

"Ini bukan masalah kita doang," ucapnya.

Keresahan dia dan pasangannya saat itu adalah pihak vendor tidak bersedia mengundur tanggal pernikahan.

Jika acara dibatalkan Sabtu ini, maka uang yang sudah disetor dianggap hangus.

Padahal saat itu, Chaterine hanya tinggal membayar sisa uang untuk katering. Selain itu, semuanya sudah lunas.

Hari ke hari, angka orang yang terinfeksi Covid-19 semakin melonjak. Pasien yang meninggal lebih banyak dibanding yang sembuh.

Akhirnya, Rabu (18/3/2020), pihak gedung menyampaikan bahwa warga sekitar menolak ada acara di dalam gedung untuk sementara waktu.

Hal itu sesuai imbauan pemerintah agar tidak menggelar acara yang melibatkan banyak orang. Jadi, pembatalan datang dari pihak gedung.

"Satu sisi aku happy," kata dia.

Akhirnya, pesta adat diputuskan untuk ditunda. Pihak gedung memastikan seluruh uang yang sudah disetor kepada vendor tidak akan hangus.

Namun, belum ada keputusan dari vendor di luar rekanan gedung.

Setelah itu, kedua keluarga sepakat hanya akan menggelar pemberkatan di gereja.

Persiapan acara di gereja dilakukan. Pihak gereja menyampaikan agar undangan terbatas dan waktu prosesi akan dipercepat.

Imbauan agar tidak bersalaman dan menjaga jarak satu dengan yang lain akan diterapkan selama acara.

Opsi lain, pendeta berkenan hadir di rumah jika keluarga ingin pemberkatan dilakukan di rumah.

Batal menit terakhir

Namun, pemberitaan penyebaran Covid-19 semakin masif. Bermacam info dampak Covid-19 yang belum terkonfirmasi banyak diterima keluarga.

Keluarga semakin khawatir. Selain itu, keluarga juga ingin agar prosesi sakral tersebut dapat disaksikan sanak saudara tanpa ada batasan jumlah undangan.

Akhirnya, satu hari jelang pernikahan, keluarga memutuskan untuk menunda pula pemberkatan pernikahan sampai waktu yang belum ditentukan.

"Aku merenung, ini yang terbaik. Satu sisi aku bahagia, takut ada yang kena (infeksi Covid-19). Sekarang sudah ikhlas, tapi belum bisa menerima," ucapnya.

Chaterine berharap kepada pemerintah untuk ikut membantu pasangan-pasangan yang hendak menikah dalam waktu dekat, agar mereka tidak terpukul semakin dalam.

Misalnya, mengatur agar semua vendor bersedia mengundur acara tanpa penalti. Toh, vendor belum mengeluarkan biaya persiapan jika ditunda jauh hari.

Faktanya sekarang, kata dia, banyak calon pengantin yang bertahan lantaran sudah mengeluarkan hingga ratusan juta rupiah.

"Uang yang keluar tidak sedikit. Kalau kita egois yah tetap aja jalan, tapi kita mengorbankan banyak orang. Jadi perlu ada ketegasan dari pemerintah untuk mengatur," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com