Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Sopir Ojol: Penghasilan Menurun Drastis, Khawatir Keluarga, hingga Harapan Perginya Virus Corona

Kompas.com - 23/03/2020, 15:32 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saya hanya berharap (virus) Corona cepat pergi (dari Indonesia). Kalau begini terus, anak istri saya mau makan apa?

Begitulah harapan Ahmad Efendi, salah satu pengemudi ojek online di Jakarta. Saat itu, ia baru mengantar pesanan makanan kepada salah satu pelanggan di daerah Johar Baru, Jakarta Pusat.

Efendi terkena imbas dari penyebaran Covid-19 di Indonesia, terutama di Jakarta. Penghasilannya menurun drastis.

Baca juga: Kisah Calon Pengantin Batal Nikah di Menit Terakhir: Sedih, tapi Demi Kemanusiaan...

Kebijakan pemerintah yang mendorong work from home atau kerja di rumah bagi para pekerja membuat pelanggannya jauh berkurang.

Kini Efendi memilih menjadi sopir GoFood agar keluarganya bisa tetap makan.

"Berasa banget sejak banyak (karyawan) yang WFH. Dalam sehari, saya hanya bisa mengantar lima atau maksimal tujuh (penumpang). Saya hanya bisa membawa pulang (uang) Rp 100.000, paling gede Rp 150.000," kata Efendi, Senin (23/3/2020).

Padahal, lanjut Efendi, dia telah berkeliling pusat-pusat keramaian seperti stasiun KRL dan MRT. Namun, tetap saja dia tak dapat penumpang.

Jakarta kini jauh lebih sepi dari biasanya.

"Penghasilan sehari itu mana cukup untuk bensin dan keluarga. Sudah keliling kemanapun, enggak dapat orderan (penumpang). Makanya, saya sekarang memilih keliling jalan kampung begini, untuk mencari orderan GoFood," ungkap Efendi.

Baca juga: Terbanyak di Indonesia, Total Ada 307 Kasus Corona di Jakarta, 29 Meninggal

Saat ini, Efendi hanya mengandalkan pemasukan dari jasa antar makanan atau barang untuk istri dan dua anaknya di rumah.

Terkadang, ada tambahan pemasukan jika pelanggan memberikan imbalan uang.

"Syukur Alhamdulillah kalau ada customer yang memberi tip, jadi bisa menutup (pengeluaran untuk membeli) bensin. Kalau enggak ada, ya bawa (uang) seadanya saja. Jumat minggu lalu saja, saya hanya membawa uang Rp 70.000," ujar Efendi.

Doa agar Indonesia segera pulih juga disampaikan Abdul Jefri, pengemudi ojol lainnya.

Sama seperti Efendi, Jefri juga merasakan penurunan pemasukan sebagai ojek online. Ia kini memilih antar makanan dan barang.

"Sekarang saya hanya melayani GrabSend atau GrabFood. GrabBike off (berhenti) dulu karena kemarin saya rugi terus. Pemasukan enggak sesuai dengan pengeluaran (untuk membeli bensin)," ungkap Jefri.

Baca juga: Orang yang Memaksa Berkumpul Saat Wabah Covid-19 Bisa Dipidana

Jefri mengaku ada sedikit kekhawatiran terinfeksi virus Corona saat mengantarkan makanan atau barang kepada pelanggan.

Namun, ia juga khawatir keluarganya tak bisa makan.

"Saya lebih takut anak dan istri saya enggak bisa makan. Jadi, saya harus putar otak bagaimana caranya mereka tetap makan. Rezeki memang sudah ada yang mengatur, jadi kita harus berusaha. Usaha saya menunggu order makanan," kata Jefri.

"Kalau pemasukan cukup ya Alhamdulillah, kalau enggak cukup ya saya harus terus putar otak. Apapun saya rela lakukan. Kalau hari ini order makanan sepi, saya cari order barang. Alhamdulillah selalu menemukan jalan," lanjutnya.

Dalam sehari, Jefri mampu mendapatkan uang minimal Rp 75.000-Rp 125.000 dari jasa antar makanan atau barang selama pemberlakuan WFH dan pembatasan kegiatan di rumah.

Dia mengakui pemasukan tersebut menurun secara signifikan. Pada hari-hari biasa, dia mampu mendapatkan uang Rp 500.000-Rp 600.000.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerukan untuk berkegiatan di rumah dan membatasi kegiatan di luar rumah setelah menetapkan status Jakarta saat ini sebagai tanggap darurat bencana pandemi covid-19.

Adapun, total pasien yang telah dinyatakan positif Covid-19 hingga Minggu (22/3/2020), sebanyak 514 orang.

Dari jumlah tersebut, total pasien sembuh dan diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing, yakni sebanyak 29 orang. Sedangkan, total pasien meninggal dunia sebanyak 48 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Megapolitan
ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com