Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penyemprot Disinfektan, Kebanjiran Pesanan gara-gara Virus Corona

Kompas.com - 24/03/2020, 09:18 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mewabahnya virus corona di Indonesia, terlebih di Jakarta, berdampak pada kegiatan perekonomian.

Salah satunya yaitu tingginya permintaan alat pelindung diri (APD), seperti masker, baju safety untuk para perawat, obat-obatan, hand sanitizer, dan cairan disinfektan.

Iman, bukan nama sebenarnya, salah seorang karyawan perusahaan penyedia cairan disinfektan dan jasa penyemprotan, harus berjibaku dengan jadwal penyemprotan yang padat dalam sebulan terakhir.

Baca juga: Hoaks, Pasar Kramatjati Ditutup karena Ada Penyemprotan Disinfektan

Warga Tanjung Duren ini sampai kewalahan saat diminta kepala divisinya untuk melakukan penyemprotan di sejumlah tempat.

"Pesanan banyak banget, sampai antre untuk menanganinya," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (24/3/2020).

Iman awalnya mengira wabah ini tidak begitu meluas dan mudah diatasi.

Lama-lama, karena maraknya berita di media online, pria berusia 30 tahun itu mulai merasa khawatir.

Belum lagi setiap bertugas dirinya harus menggunakan APD yang ketat dan tidak jarang banjir keringat karena harus menahan panas.

"Khawatir sih pasti, tapi kita kan kerja dengan alat pelindung yang safety. Memang saat digunakan itu gerah banget, soalnya alat pelindung dirinya beda dari biasa kita pakai," ujar Iman.

Iman menggambarkan, untuk satu orang petugas penyemprot disinfektan, lebih kurang tidak ada bagian kulit yang tampak dari luar.

Artinya, semua bagian tubuh tertutup rapat dengan APD.

"Satu set kalau lagi nyemprot itu, baju wearpack khusus safety yang semua tertutup, masker, hairnet, sarung tangan, sepatu safety, pokoknya semua tertutup," sambung Iman.

Dalam satu hari, Iman dapat bepergian ke tiga sampai empat gedung sekaligus untuk menyemprot, tetapi masih dalam satu kawasan.

APD yang bisa dipakai pun berjam-jam dan kadang karet yang membatasi ujung pakaian APD membekas di kulit tangan Iman.

"Kalau di tempat saya kerja itu kan dibagi wilayah, misalnya ada orderan wilayah Senayan, pasti yang bagian Senayan yang menanganinya. Sejak ramai corona ini dalam satu hari bisa tiga atau empat gedung," kata Iman.

Itu sebabnya Iman terkadang merasa lelah usai menjalani pekerjaannya.

Rasa bangga tersendiri

Berangkat pagi pulang sore bahkan malam harus dijalani Iman beserta timnya.

Tak jarang rasa lelah dan letih ada dalam tubuh Iman, belum lagi kekhawatiran akan terpaparnya virus.

Baca juga: Tiga Bilik Disinfektan Terpasang di Gedung Polda Metro Jaya

Namun, di balik itu semua, muncul kebanggaan tersendiri. Sebab, ikut berkontribusi dalam mengantisipasi penyebaran virus corona.

"Kami yang bekerja merasa senang, karena dapat mengurangi risiko terkena virusnya, umpama membantu mencegah virus corona," kata Iman.

Karena itulah, Iman yang sudah bekerja selama 2,5 tahun dalam menjalani profesi sebagai penyemprot disinfektan merasa bangga sekaligus bersyukur.

Walau kekhawatiran juga muncul dari keluarga di rumah terkait kondisi kesehatan Iman.

Namun, sebagai seorang kepala keluarga, Iman harus profesional dalam menjalankan tugas.

Prinsipnya, tetap ikhlas dalam bekerja dan terus berdoa memohon perlindungan Yang Mahakuasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com