Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Permintaan Semprot Disinfektan, Petugas Damkar Batasi Waktu agar Tugas Utama Tak Terabaikan

Kompas.com - 25/03/2020, 21:33 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Semenjak wabah virus Corona meluas hingga ke DKI Jakarta, masyarakat mulai mengantisipasi dengan menyemprotkan cairan disinfektan untuk mencegah penyebaran virus.

Petugas pemadam kebakaran ikut ambil peran dalam proses pencegahan virus Corona menyebar.

Aan, bukan nama sebenarnya, merupakan salah seorang petugas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) di DKI Jakarta.

Baca juga: Sempat Ditentang Keluarga, Petugas Medis yang Tangani Corona: Ini Tugas Negara

Kurang lebih tiga minggu lalu, Aan kebanjran pesanan untuk melakukan penyemprotan di sejumlah lokasi.

Pos sektor pemadamnya kebanjiran surat permintaan penyemprotan.

"Prosedurnya cuma bersurat aja pak ke sektor, cuma ada sebagian kerjasama dengan puskesmas terus juga ada di bawah kendali pak camat juga ada, sejak wabah virus banyak permintaan," ucap Aan saat dihubungi, Rabu (25/3/2020).

Dalam satu hari, terdapat satu regu yang mengerjakan penyemprotan.

Penyemprotan kadang dilakukan di kantor pemerintahan, ada juga yang dipermukiman penduduk seperti perumahan.

Keterbatasan petugas membuat Aan dan teman-temannya membatasi pengerjaan penyemprotan.

Bila sudah melakukan pengerjaan selama dua jam, satu regu diwajibkan untuk berisitrahat.

Sebab, seorang petugas pemadam tidak bisa meninggalkan tugas utamanya menjadi pemadam kebakaran.

Baca juga: Petugas Harus Pakai APD Saat Memakamkan Pasien Pengidap Covid-19

"Karena permintaan banyak sedangkan Damkar ini kan petugasnya terbatas jadi masing-masing sektor hanya 1 regu itupun selain regu itu maksudnya selain nyemprot juga ada tugas pokok pemadamannya itu makanya kita batasi juga, paling 2 jam enggak lama," lanjut Aan.

Tentu dalam penyemprotan disinfektan, tidak dikenakan biaya sama sekali alias gratis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Sebut Warga Depok Jenuh Dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh Dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com