Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapid Test Corona di Kota Bogor Digelar di 8 Lokasi

Kompas.com - 26/03/2020, 07:36 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Editor


BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bogor memutuskan penyelenggaraan tes masif deteksi corona melalui rapid test (tes cepat) Covid-19 dilaksanakan secara terpisah di delapan lokasi di Kota Bogor.

Rapid test ditujukan kepada 800 peserta berkategori orang dalam risiko (ODR).

Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Bogor Didie A Rachim setelah memimpin rapat koordinasi Tim Gugus Tugas Covid-19 di Posko Criris Center Covid-19 di Bogor, Rabu (25/3/2020).

Baca juga: Dua Pasien Dalam Pengawasan Covid-19 di Kota Bogor Meninggal

"Kami baru memutuskan lokasi pelaksanaan tesnya di mana, setelah menerima kiriman alat rapid test sehingga bisa dipastikan berapa jumlahnya. Kami menerima kiriman alat tes, tadi pagi jumlahnya ada 800 unit," kata Dedie, sebagaimana dikutip Antara.

Menurut Dedie, setelah rapat dan mendengarkan masukan dari berbagai pihak terkait, maka diputuskan pelaksanaan tes masif deteksi corona melalui tes cepat dilakukan secara terpisah di delapan lokasi.

Kedelapan lokasi itu yakni di Puskesmas induk di setiap kecamatan dari enam kecamatan di Kota Bogor, serta di RSUD Kota Bogor dan di Dinas Kesehatan Kota Bogor.

Dedie menjelaskan, semula ada rencana pelaksanaan tes dilakukan di GOR Pajajaran Kota Bogor.

Namun, setelah dikalkulasi secara matematis, waktunya tidak memungkinkan.

Menurut dia, alat rapid test yang diterima sebanyak 800 unit dan perkiraan unit pelaksanaan tes setiap unitnya sekitar lima menit sehingga membutuhkan waktu sekitar 4.000 menit atau 66,6 jam.

"Waktu 66,6 jam itu, jika dibagi 24 jam dalam sehari maka waktunya 2,7 hari," kata Didie.

Padahal, kata dia, orang bekerja selama delapan jam dalam sehari, sehingga 66,6 jam itu membutuhkan waktu sampai delapan hari.

Baca juga: Rapid Test di Depok Dimulai 26 Maret di Puskesmas Setempat, Hanya untuk ODP dan PDP yang Isolasi Mandiri

Karena itu, Pemerintah Kota Bogor akan menyiasati skema lainnya yakni disebar di Puskesmas induk di enam kecamatan di Kota Bogor, serta di RSUD Kota
Bogor dan di Dinas Kesehatan Kota Bogor.

Jika dibagi rata menjadi delapan lokasi, sehingga setiap lokasi akan melaksanakan tes untuk 100 orang.

Jika asumsi pelaksanaan setiap unitnya sekitar lima menit maka dibutuhkan sekitar 8,3 jam.

"Pelaksanaan tesnya sekitar dua hari di setiap lokasi," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com