Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semprot Disinfektan, Petugas Damkar Hanya Berlapis Jas Hujan Seadanya

Kompas.com - 26/03/2020, 19:41 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keterbatasan alat pelindung tidak menyurutkan semangat petugas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) di DKI Jakarta dalam memberi pelayanan berupa penyemprotan disinfektan.

Aan, bukan nama sebenarnya, merupakan salah satu petugas Gulkamart DKI Jakarta bercerita mengenai minimnya alat pelindung diri (APD) saat penyemprotan disinfektan.

Padahal, peralatan APD ini juga dibutuhkan para petugas damkar karena mereka juga harus berkeliling banyak tempat rawan untuk menyemprot disinfektan.

Baca juga: Banjir Permintaan Semprot Disinfektan, Petugas Damkar Batasi Waktu agar Tugas Utama Tak Terabaikan

Tidak seperti tenaga medis yang mengenakan hazmat suit, para petugas Damkar ini hanya mengenakan jas hujan ala kadarnya.

Ini pakaian yang sama yang dikenakan petugas Damkar mana kala harus membongkar sarang tawon yang sempat merebak di Jakarta.

"Keterbatasan juga yang kami pakai baju sarang tawon, sekarang kami akhirnya pakai jas ujan," ucap Aan saat dihubungi, Kamis (26/3/2020).

Selain ketiadaan pakaian pelindung yang memadai, tidak banyak stok masker yang Aan miliki di pos sektor pemadam kebakaran.

Baca juga: Cegah Covid-19, Damkar Jakarta Timur Kebanjiran Permintaan Penyemprotan Disinfektan

Bila penyemprotan dilakukan dalam kawasan perumahan atau perkantoran, terkadang Aan diberi warga bekal masker. 

"Kedua sih cuma modal itu masker buat nutupin mulut hidung, sarung tangan, helm, kalau sepatu boot sudah ada. Petugas damkar ya jadi safety terus," ucap Aan.

Memakai jas hujan dalam keadaan normal, tentu mebuat tubuh Aan lebih cepat gerah.

Tak jarang, setelah menunaikan tugas menyemprotkan disinfektan, tubuh Aan basah oleh keringat.

Baca juga: Pulau-pulau Berpenghuni di Kepulauan Seribu Akan Disemprot Disinfektan

 

Sekali menyemprot, Aan dan teman-temannya memerlukan waktu sekitar dua jam.

Sejak wabah virus corona meluas di Jakarta, Aan bersama teman-teman banyak mendapat permintaan untuk menyemprot disinfektan.

Penyemprotan dilakukan secara gratis dan tanpa dipungut biaya.

Caranya, warga cukup berkirim surat kepada pos sektor pemadam kebakaran terdekat atau menelepon langsung kantor pemerintah terdekat seperti kelurahan atau kecamatan.

Dari laporan awal, nantinya permintaan akan diteruskan langsung ke pihak Damkar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com