Dua hari setelahnya, akhirnya mamanya Eva mendapatkan tempat di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.
Awalnya, ia sedikit bisa bernapas lega karena orang yang melahirkannya itu bisa dirawat optimal.
Namun, ternyata kondisi pasien yang sudah berusia 67 tahun ditambah penyakit tifus yang masih diderita membuat imunitas mamanya Eva terus menurun.
Kabar duka itu datang pada Kamis dinihari, sekitar pukul 02.45 WIB. Mamanya Eva menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya.
"Kita diinfokan bahwa itu harus segera dimakamkan. Jadi mereka sudah mengkafani. Dikafankan terus di wraping plastik, terus dimasukin peti, terus dikasih plastik lagi. Sampai seketat itu," ujar Eva.
Baca juga: Prosedur Urus Jenazah Pasien Covid-19, Dimasukkan ke Peti hingga Disemprot Disinfektan
Berdasarkan informasi yang ia dapat, bahwa jenazah masih bisa membawa virus Corona hingga berhari-hari.
Hal itu lah yang mendasari Eva melarang keluarga besar hadir di pemakaman sang mama.
Namun, tetap harus ada keluarga yang ikut mengantar ke liang lahat. Eva kemudian mengambil risiko untuk tetap ikut dalam pemakaman itu.
Suami Eva dan adiknya yang paling kecil ikut mengantar ke pemakaman.
"Sedih rasanya nggak ada orang yang bisa melihat, nggak ada iring-iringan dzikir segala macam dari pelayat, cuma bertiga itu. Sedih banget rasanya " kata Eva dengan suara yang bergetar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.