BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menanggapi salah satu dokter yang menilai rapid test Covid-19 tahap pertama yang diselenggarakan untuk tenaga medis kurang persiapan.
Sebab, penyelenggaraan tes tersebut malah membuat orang berkerumun di Stadion Patriot.
Pria yang akrab disapa Pepen itu mengatakan, kerumunan orang di pagi hari kemarin itu lantaran pihak Pemkot masih simulasi rapid test yang akan diaplikasikan ke masyarakat.
Baca juga: 11 Puskesmas di Depok Akan Hubungi Warga sebelum Rapid Test Serentak Besok
“Saya jelaskan kemarin ada yang teriak-teriak (komplain). Loh kemarin itu kan kita lagi latihan, karena konsep awal rapid itu di brosur diterangkan pakai (pembuluh darah) vena, nah Pak Gubernur itu menyampaikan pakai kapiler,” ucap Pepen di Bekasi, Kamis (26/3/2020).
“Akhirnya setelah koordinasi dengan seluruh tenaga medis akhirnya diputuskan pemeriksaan itu di bagian vena,” kata Pepen.
Ia mengaku latihan rapid test ke tenaga medis itu masih ada intruksi yang belum tepat. Apalagi latihan itu berangsur hingga sore hari.
Namun, usai latihan simulasi, situasi Stadion Patriot berangsur kondusif. Sebab tenaga medis pun langsung ke lapangan menemui masyarakat untuk rapid test.
“Ya setelah latihan sepi. Lagian pemeriksaan itu kan jaraknya semeter-meter saya bikin. Kalau pagi mereka masih bergerombol mungkin karena intruksinya belum terlalu tepat. Setelah itu kan nyaman, enak. Jadi seyogyanya kita cari yang terbaik,” kata Pepen.
Meski kondisi ini tidak mengenakkan, Pepen mengimbau masyarakat tidak perlu panik dan mengucilkan orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) yang nantinya dihampiri petugas kesehatan.
“Saya mengimbau kepada masyarakat memang kondisi ini tidak enak bagi semua, terutama pasien yang dinyatakan (dalam pengawasan) dan dikucilkan oleh kelompok masyarakat,” kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.