JAKARTA, KOMPAS.com - Kehidupan berubah drastis semenjak pandemi Covid-19 menghantui Jakarta karena sebarannya yang begitu cepat dan masif.
Sadad, misalnya. Sebagai seorang wartawan yang profesinya identik dengan pekerjaan lapangan, kini ia harus bekerja dari rumah.
Memang, kabar baik senantiasa ada dari setiap kabar buruk. Punya lebih banyak kesempatan untuk menghabiskan banyak waktu untuk ngemong anaknya yang belum genap berumur satu tahun, jadi kabar baik tersendiri bagi Sadad.
Baca juga: Organisasi Perawat Minta APD: Supaya Kami Tak Mati Konyol!
Akan tetapi, kini dia harus menggantikan peran istrinya, Afit.
Ya, Sadad menyingsingkan lengan bajunya, dia berjibaku mengurus seluk-beluk rumah tangga.
"Untungnya di rumah ada ART (asisten rumah tangga). Cuma selama enggak ada istri, ART-nya full ngurusin anak saja, biar enggak capek," kata Sadad kepada Kompas.com, Jumat (27/3/2020).
"Pas ada istri, dia masih bisa mengerjakan yang lain. Tapi selama istri lagi enggak ada, yang bersih-bersih rumah jadi saya," imbuh dia.
Baca juga: Pemerintah Butuh 1.500 Dokter dan 2.500 Perawat untuk Tangani Covid-19
Sadad otomatis menyandang predikat "ayah rumah tangga", karena Afit bekerja sebagai perawat di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Dengan RSUD Pasar Minggu menjadi rumah sakit rujukan pemerintah menangani kasus Covid-19, Afit tak bisa pulang ke rumah lagi, tepatnya sejak Kamis (26/3/2020).
Ibarat kombatan yang tengah berjibaku di medan perang, ia diharuskan menepi ke "barak" khusus karantina para perawat, yakni Hotel d'Arcici di bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.