Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Istri Jadi Perawat Pasien Covid-19, Kini Suami Bertugas sebagai Kurir ASI demi Bocah

Kompas.com - 27/03/2020, 14:11 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehidupan berubah drastis semenjak pandemi Covid-19 menghantui Jakarta karena sebarannya yang begitu cepat dan masif.

Sadad, misalnya. Sebagai seorang wartawan yang profesinya identik dengan pekerjaan lapangan, kini ia harus bekerja dari rumah.

Memang, kabar baik senantiasa ada dari setiap kabar buruk. Punya lebih banyak kesempatan untuk menghabiskan banyak waktu untuk ngemong anaknya yang belum genap berumur satu tahun, jadi kabar baik tersendiri bagi Sadad.

Baca juga: Organisasi Perawat Minta APD: Supaya Kami Tak Mati Konyol!

Akan tetapi, kini dia harus menggantikan peran istrinya, Afit.

Ya, Sadad menyingsingkan lengan bajunya, dia berjibaku mengurus seluk-beluk rumah tangga.

"Untungnya di rumah ada ART (asisten rumah tangga). Cuma selama enggak ada istri, ART-nya full ngurusin anak saja, biar enggak capek," kata Sadad kepada Kompas.com, Jumat (27/3/2020).

"Pas ada istri, dia masih bisa mengerjakan yang lain. Tapi selama istri lagi enggak ada, yang bersih-bersih rumah jadi saya," imbuh dia.

Baca juga: Pemerintah Butuh 1.500 Dokter dan 2.500 Perawat untuk Tangani Covid-19

Sadad otomatis menyandang predikat "ayah rumah tangga", karena Afit bekerja sebagai perawat di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Dengan RSUD Pasar Minggu menjadi rumah sakit rujukan pemerintah menangani kasus Covid-19, Afit tak bisa pulang ke rumah lagi, tepatnya sejak Kamis (26/3/2020).

Ibarat kombatan yang tengah berjibaku di medan perang, ia diharuskan menepi ke "barak" khusus karantina para perawat, yakni Hotel d'Arcici di bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Di sana, Afit tinggal bersama para perawat lain, sesama perawat kasus Covid-19. Dalam satu kamar, ia tinggal dengan ranjang terpisah bersama seorang perawat yang juga berstatus ibu muda.

"Belum tahu sampai kapan (istri dikarantina)," ujar Sadad.

"Belum tahu juga apakah kalau libur, diizinkan pulang ke rumah."

Air susu ibu

Keadaan jadi cukup memusingkan karena Sadad tak seluwes istrinya dalam hal mengurus rumah tangga dan bocahnya yang masih mungil itu.

Asupan nutrisi buat sang buah hati merupakan persoalan paling penting saat ini. Nutrisi yang biasanya diasup dengan mudah melalui air susu ibu (ASI), dengan keadaan Afit yang tak bisa pulang untuk sementara waktu, otomatis jadi "langka".

"Yang repot, justru anak saya enggak mau minum susu formula. Tapi selama dua hari ini sih masih ada stok ASI (dalam kantong)," kata Sadad.

Baca juga: Istri Hamil, Dokter Rawat Pasien Corona Khawatir Jadi Carrier, 1 Jam Cuci Tangan Puluhan Kali

Sadad mulai memutar otak, mencari cara agar pasokan ASI buat buah hatinya tetap terjaga.

Meskipun konsekuensinya harus bolak-balik rumah-hotel untuk menjemput ASI dari sang istri.

Di satu sisi, faktanya Afit sempat dilanda kesulitan dalam hal penyimpanan ASI.

"Jadi kebetulan memang (hotel karantina perawat) yang di Jakarta ini, masih agak kurang fasilitas untuk memfasiltiasi ibu menyusui. Ya sudahlah, kita pahami saja," kata Afit.

Afit menjelaskan, hotel tempatnya menginap sempat memfasilitasinya dengan kulkas di kamarnya, sebagai lemari penyimpanan ASI dalam kantong.

Baca juga: Virus Corona pada Wanita Hamil Tak Terbukti Bisa Menular ke Bayinya

"Cuma kulkasnya bukan freezer, sedangkan untuk penyimpanan ASI, untuk distok kan harus beku. Kalau hanya dingin-dingin begitu, ASI-nya nanti tidak bertahan lama," ia melanjutkan.

Beruntung, setelah mencari ke sana ke mari, operator hotel bersedia menyediakan freezer dapur hotel sebagai lemari penyimpanan ASI ia dan kolega sekamarnya.

Tinggal urusan Sadad menjemput ASI-ASI itu di Hotel d'Arcici untuk si kecil.

"Nanti kalau ASI-nya habis, rencananya sih saya jadi kurir ASI. Istri pumping ASI di hotel tempat dia nginap, kalau dia ke rumah sakit, saya ke sana buat ambil ASI-nya," tutur Sadad.

Di rumah saja

Afit dan Sadad mungkin hanya satu dari sekian banyak pasangan suami-istri yang terpisahkan oleh jarak di masa sekarang.

Kerinduan di antara keduanya jelas bakal terus membengkak di masa mendatang, termasuk kerinduan Afit yang entah kapan bisa kembali bertemu dengan buah hatinya.

"I always bring this (aku selalu membawa ini)," ucap Afit sambil menciumi pakaian bayi mungilnya dengan gemas, dari hotel tempatnya di karantina.

Ia berharap, semua orang yang mampu bertahan hidup dengan berdiam di rumah, betul-betul mematuhi instruksi karantina mandiri.

Baca juga: Curhat Orangtua Murid soal Perpanjangan Masa Belajar di Rumah

Keluar rumah sama saja memperbesar peluang penularan Covid-19. Bahkan, dari setiap pertambahan kasus Covid-19, berarti akan ada pertambahan beban kerja para perawat di rumah sakit.

Itu belum menghitung kian beratnya rasa rindu yang harus ditanggung para perawat terhadap anak dan keluarganya di rumah; belum pula makin besarnya peluang ibu-ibu perawat turut terpapar Covid-19.

"Kalau angka kasus corona di Indonesia tidak kunjung berhenti, ada banyak petugas medis yang enggak bisa ketemu keluarganya," pesan Afit, mengimbau orang-orang, agar sebisa mungkin bertahan di rumah untuk mengurangi kasus Covid-19 di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com