JAKARTA, KOMPAS.com - Hari demi hari jumlah kasus Covid-19 atau virus corona di Indonesia semakin meningkat pesat dari awalnya hanya mengenai dua orang di Indonesia.
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah terus menerus mendorong masyarakat menerapkan physical distancing (jaga jarak fisik) demi mengerem laju penyebaran virus corona.
Alhasil, kebijakan belajar, beribadah, dan bekerja dari rumah pun ditempuh demi memutus rantai penyebaran itu.
Baca juga: Terapkan Physical Distancing, Bus di Terminal Tanjung Priok Hanya Boleh Diisi Setengahnya
Penerapan phyisical distancing ini rupanya tidak semua bisa menerapkan.
Banyak masyarakat yang masih sering ke luar rumah, baik untuk bekerja maupun yang "bandel" tetap nongkrong dan jalan-jalan.
Tidak hanya pemerintah, sejumlah masyarakat pun ikut mengkampanyekan hashtag #diRumahAja melalui akun media sosialnya masing-masing.
Seperti salah satunya yang dilakukan Creative Director, Edward Suhadi.
Di akun media sosialnya, baik itu Instagram maupun Twitter, dia menyerukan agar masyarakat tetap tinggal di rumah sementara hingga wabah virus corona ini terselesaikan.
Laki-laki berusia 41 tahun ini membuat video yang isinya penjelasan bagaimana cara memutus rantai penularan wabah virus corona.
Video yang dibuatnya itu pun viral di media sosial dan banyak diposting influencer dan public figure di media sosialnya.
Di dalam video itu, ia menggambarkan virus corona dengan kurva yang melengkung tinggi.
Dijelaskan pula, kalau ingin melandaikan kurva itu, caranya dengan phyisical distantcing agar tidak ada lagi penyebaran virus corona.
Sehingga tenaga medis hanya perlu menyembuhkan mereka yang saat ini masih terinfeksi virus tersebut.
Edward mengaku mendapatkan data-data untuk membuat video itu dari kumpulan artikel-artikel luar negeri, seperti Washington Post, maupun laporan-laporan dari dokter-dokter China yang kala itu menangani virus corona.
“Aku dapatkan dari artikel-artikel di Twitter yang reportable yang pasti, terus aku juga kumpulin dari Washington Post, dan ada beberapa dari dokter-dokter di China yang nangani kasus itu,” kata Edward.