Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perpanjangan Masa Tanggap Darurat Covid-19 di Jakarta Dianggap Berdampak pada Kehidupan Sosial Masyarakat

Kompas.com - 30/03/2020, 10:19 WIB
Dean Pahrevi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI) Rissalwan Habdy Lubis mengatakan bahwa keputusan Pemprov DKI Jakarta memperpanjang masa tanggap darurat Covid-19 dapat memberikan dampak sosial yang beragam bagi masyarakat.

Dampak yang beragam, kata Rissalwan, seperti tingkat stres yang mungkin dapat melonjak hingga paranoid kolektif terhadap Covid-19.

"Pada tingkat masyarakat dampaknya mungkin lebih beragam hingga ke tingkat yang paling ekstrem, misalnya tingkat stres dan paranoia kolektif," kata Rissalwan kepada Kompas.com, Minggu (29/3/2020).

Baca juga: Masa Tanggap Darurat Covid-19 Diperpanjang, Tanda Pemerintah Tak Tegas Cegah Mobilitas Warga

Selain itu, Rissalwan menambahkan, keputusan Pemprov DKI tersebut juga dapat meningkatkan dampak sosial berupa ketidakpercayaan sosial di kalangan masyarakat.

"Pengusiran warga yang 'dicurigai' ODP karena batuk-batuk ringan saja. Hal ini sudah mulai terjadi di beberapa kosan karyawan di Jakarta. Hal itu dapat dikatakan sebagai dampak sosial berupa social distrust yang makin tinggi di antara masyarakat, dan juga terutama kepada pemerintah," ujar Rissalwan.

Perpanjangan masa tanggap darurat Covid-19 itu dianggap Rissalwan sangat wajar, mengingat jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) tiap harinya terus bertambah.

"Saya kira pemerintah pusat harus sudah lebih tegas terkait lockdown atau karantina wilayah atau apalah namanya. Agar Pemprov DKI dan pemda lain memiliki arahan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah ini," ujar Rissalwan.

Diketahui, pada Sabtu (28/3/2020), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan bahwa masa tanggap darurat Covid-19 di Jakarta diperpanjang hingga 19 April 2020.

Dengan keputusan itu, maka kegiatan belajar-mengajar siswa di rumah, penutupan sejumlah tempat wisata, hingga imbauan kepada perkantoran baik pemerintah maupun swasta untuk bekerja di rumah juga diperpanjang.

Adapun hingga Minggu, jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia, yakni 1.285 kasus.

Dari jumlah tersebut, 64 pasien dinyatakan sembuh dan 114 pasien meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

Megapolitan
Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Megapolitan
Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Megapolitan
DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

Megapolitan
Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Megapolitan
Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Tak Hanya Kader, PKS juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Tak Hanya Kader, PKS juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Megapolitan
Tak Lagi Dapat 'Privilege' KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Tak Lagi Dapat "Privilege" KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Megapolitan
Warga 'Numpang' KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Warga "Numpang" KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Megapolitan
Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Megapolitan
Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Megapolitan
Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Megapolitan
Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com