Andalkan solidaritas warga, bukan pemerintah semata
Melalui pendekatan tadi, Imam yakin bahwa selama masa karantina wilayah akibat Covid-19, masyarakat dapat bertahan hidup.
Kuncinya adalah solidaritas antarwarga -- sesuatu yang lebih konkret dapat diandalkan ketimbang menanti uluran tangan pemerintah yang lambat dan berbelit.
"Buat gerakan sosial mempertahankan sembako. Sembako yang di undang-undang harusnya disediakan oleh pemerintah, tapi nggak bisa dalam situasi ini hanya menggantungkan pemerintah," jelas Imam.
"Pokoknya jangan hanya mengandalkan pemerintah. Kalau mereka bisa, alhamdulillah, tapi kalau enggak, ya kita sendiri," kata dia.
Ketimbang lama menunggu langkah pemerintah, kata Imam, solidaritas oleh tetangga atau siapa pun yang mampu membantu akan sangat berharga untuk menolong warga dengan kelas ekonomi rendah.
"Kayak zakat fitrah saat Idul Adha gitu kan bisa. Lihat kelasnya. Sama saja kayak orang zakat fitrah, yang kelas ekonomi di bawah enggak wajib nyumbang," ujar Imam.
Selain itu, solidaritas sosial sejenis ini juga bakal menghindarkan warga yang butuh bantuan dari rumitnya birokrasi pemerintah.
Pasalnya, jika mengikuti birokrasi, ada saja peluang buruh-buruh dari luar daerah tak kebagian jatah bantuan logistik.
Ambil contoh, kuli-kuli di Jakarta yang datang dari luar Ibu Kota. Mereka kecil kemungkinan masuk dalam kelompok penerima bantuan, karena data domisili mereka dari luar Jakarta.
"Padahal, kalau dia memang tinggal di Jakarta, dia juga bagian dari masyarakat... Kalau pemerintah mau membantu, ya, alhamdulillah, tapi dia (pemerintah) pasti takut," ujar Imam.
"Ya maka masyarakat saja yang bantu. Kan kita enggak punya aturan bahwa dalam memberi, harus memberi pada hanya sesama warga Jakarta. Kalau kita melihat ada warga yang terancam kelaparan ya kita bantu, duit-duit kita kok," jelas dia.
Dengan mekanisme ini, praktis hal-hal yang mestinya jadi tanggung jawab pemerintah telah diambil alih warganya.
Pemerintah bisa fokus pada hal-hal lain, semisal memberi subsidi bagi kelompok menengah ke bawah terkait biaya air, listrik, dan lain-lain imbas kebijakan karantina wilayah.
"Solidaritas sosial antara warga yang lebih dengan warga yang kurang. Itu saja fokusnya, jangan pemerintah-pemerintah lagi," kata Imam.
"Pemerintah perlu didorong tanggung jawabnya di mana, cuma jangan bolak-balik berharap pemerintah terus, karena enggak akan bisa bertahan kita," tutup dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.